Kamis 05 Sep 2013 21:56 WIB

Putin: Menlu AS Tebar Kebohongan Soal Senjata Kimia Suriah

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Citra Listya Rini
Vladimir Putin
Foto: REUTERS
Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Konfrensi Tingkat Tinggi G20 di Saint Petersburg, Rusia, dibayangi perdebatan invansi militer Amerika Serikat (AS) ke Suriah. Forum 19 negara ekonomi terkuat di dunia ditambah Uni Eropa (UE) itu akan melenceng dari agenda semestinya. 

Menjelang pembukaan, tuan rumah forum saban tahun ini mengumbar provokasi anti-perang terhadap Suriah. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negara rivalnya, AS adalah pembohong ulung.

Ungkapan Putin menyusul mulusnya rencana AS untuk menginvansi Suriah. Dikatakan Putin, penggunaan senjata kimia oleh militer rezim di Damaskus adalah fiktif. Tuduhan yang dikampanyekan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS John Kerry adalah dusta.

''Ini menyedihkan sekali. Mereka (AS) menyadari ini adalah sebuah kebohongan. Dia (John Kerry) telah menebar kebohongan,'' kata Putin seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (5/9). 

Putin mengatakan invansi militer AS ke Suriah akan membuka pintu perang yang lebih besar.Putin pun kembali bertanya, tentang independensi AS soal laporan senjata kimia di Suriah. Menurut dia, investigasi internasional masih bekerja. 

Putin balik menuding AS picing mata saat kelompok pemberontak membantai satuan militer Suriah di Distrik Khan al-Assal. ''Mereka (AS) tahu ada Alqaidah didalam pemberontak,'' ujar Putin.

Distrik dekat Kota Niaga Aleppo itu menjadi salah satu dari kota yang diteliti tim senjata kimia PBB. Serangan 19 Maret lalu, menewaskan ratusan militer Assad dan sipil. Investigasi Rusia menyebutkan, proyektil senjata kimia dari distrik itu cocok dengan senjata milik pemberontak.

Di Washington, kampanye Perang Suriah Presiden AS Barack Obama tinggal selangkah lagi mendapat persetujuan. Persetujuan Komite Luar Negeri Senat AS saat Rabu (4/9) menguatkan keyakinan Paman Sam untuk segera menyerang Suriah. 

Dukungan Senat kali ini hampir memastikan persetujuan Kongres AS, Senin (9/9) mendatang. Persetujuan Kongres AS akan menjadi lampu hijau serangan. Jika pun tidak disetujui, Obama menegaskan tetap akan mengrimkan rudal ke Damaskus.

''Saya percaya Kongres akan menyetujui serangan ini,'' kata Obama saat konfrensi persnya di Swedia, Rabu (4/9).  

sumber : Reuters/AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement