REPUBLIKA.CO.ID, BLANTYRE -- Malawi akan menggunakan dana hasil penjualan pesawat kepresidenan senilai 15 juta dolar AS untuk memberi makan rakyat miskin, mendorong pertanian dan memerangi malnutrisi.
"Keputusan pemerintah akan memungkinkan dana yang dihasilkan dari penjualan pesawat kepresidenan itu untuk membeli jagung dari pasar lokal dan produksi tanaman kacang-kacangan," kata Juru Bicara Kementerian Keuangan Malawi, Nations Msowoya, Kamis (5/9).
Pakar pangan menyebutkan 10 persen dari 13 juta penduduk negara yang terletak di selatan Afrika itu akan menghadapi ancaman kekurangan pasokan pangan tahun ini.
Presiden Malawi Joyce Banda pada tahun lalu memutuskan untuk menjual pesawat kepresidenan yang dibeli senilai 22 juta dolar AS oleh pendahulunya Bingu wa Mutharika, karena alasan anggaran perawatan yang membebani kas negara.
Inggris, yang pernah menduduki Malawi pada masa kolonialisme, mengurangi bantuan ekonominya menjadi 4,7 juta dolar AS setelah pesawat kenegaraan berkapasitas hanya 14 penumpang itu dibeli.
Mutharika, yang meninggal karena serangan jantung pada tahun lalu, seringkali membela pembelian pesawat kenegaraan itu dengan menyebutnya sebagai simbol kemajuan negara miskin di Afrika itu.
Sejak menjabat, Banda telah menempuh sejumlah kebijakan penghematan anggaran dan menggunakan maskapai komersil untuk kunjungan ke luar negerinya.
Pesawat kepresidenan berkapasitas 14 penumpang itu terjual melalui sebuah lelang ke perusahaan asal Kepulauan Virgin, Bohnox Enterprise Ltd.