REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sejumlah orang bersenjata yang diduga anggota Boko Haram menyerbu kota Gajiran di Nigeria timurlaut, Kamis, memberondongkan tembakan di sebuah pasar yang menewaskan 15 orang, kata penduduk.
Negara Bagian Borno, yang merupakan pangkalan Boko Haram dimana kekerasan terakhir itu terjadi, dilanda gelombang serangan serupa terhadap warga setempat dalam beberapa pekan terakhir ini.
Penduduk Gajiran yang berbicara kepada wartawan di ibu kota negara bagian itu, Maiduguri, mengatakan, orang-orang bersenjata itu berpura-pura sebagai pedagang di pasar itu.
"Beberapa dari mereka datang dengan truk, sementara yang lain berjalan kaki dan mengatasi pemeriksaan keamanan di pintu gerbang kota itu," kata warga Ibrahim Bulama.
Mereka kemudian "membaur dengan pedagang lain yang melakukan bisnis", sebelum memberondongkan tembakan di pasar itu, yang menewaskan 15 orang, katanya kepada wartawan.
Seorang warga setempat lain yang berbicara kepada wartawan di Maiduguri, Aisami Yusuf, juga menyebutkan jumlah kematian yang sama dan keterangan serupa. Gajiran terletak sekitar 85 kilometer dari Maiduguri.
Kekerasan Boko Haram diperkirakan telah menewaskan lebih dari 3.600 orang sejak 2009, termasuk pembunuhan oleh pasukan keamanan.
Kelompok itu menyatakan berperang untuk mendirikan sebuah negara Islam di Nigeria utara yang penduduknya mayoritas muslim.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada 14 Mei, Presiden Goodluck Jonathan memberlakukan keadaan darurat di negara-negara bagian timurlaut, Borno, Yobe dan Adamawa, daerah-daeran dimana kelompok militan Boko Haram melancarkan puluhan serangan.
Presiden untuk pertama kali mengakui bahwa daerah-daerah di negara bagian Borno, pusat konflik Boko Haram, telah "diambil alih" oleh gerilyawan dan kedaulatan Nigeria dirongrong.