Jumat 06 Sep 2013 13:25 WIB

Perkuat Pasar RI di Amerika, Dahlan Kumpulkan BUMN di New York

Kantor Kementerian BUMN
Kantor Kementerian BUMN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan, Kamis malam di New York, Amerika Serikat, mengumpulkan perwakilan perusahaan milik negara seperti Bank BRI, Bank BNI dan PTPN 12, mendiskusikan langkah yang harus ditempuh untuk memperkuat pasar Indonesia di negara tersebut. "Pertemuan itu dilakukan agar BUMN lebih fokus pada peningkatan potensi masing-masing dalam mengatasi dampak krisis ekonomi Amerika Serikat yang terjadi beberapa waktu lalu," kata Dahlan dalam siaran pers yang disampaikan Kepala Bagian Humas dan Protokoler Kementerian BUMN, Faisal Halimi di Jakarta, Jumat (6/9).

Menurut Dahlan, akibat krisis moneter tersebut omset BRI turun 40 persen, tapi kini sudah pulih kembali. Bahkan sudah lebih tinggi dari sebelum krisis dengan staf lebih kecil. BRI saat ini memiliki delapan staf di New York, dan BNI memiliki 23 staf, jumlah tersebut berkurang drastis dibanding sebelum krisis 1998. "BNI juga sudah mulai pulih meski belum mencapai puncaknya kembali," tegas Dahlan.

Pada kesempatan itu, mantan Dirut PT PLN ini juga mendiskusikan apakah potensi ekspor komoditas kopi PTPN 12 bisa kembali ditingkatkan. Ekspor kopi Arabika PTPN 12 ke Amerika Serikat pada 2012 mencapai 378 ton.

Direktur Utama PTPN 12 Irwan Basri mengatakan, selain ke Negeri Paman Sam, PTPN 12 juga banyak mengekspor kopi Arabika seperti ke Jerman sebanyak 377,1 ton, Belanda 288 ton, Italia 180 ton, Inggris 108 ton, Mexico 36 ton, Australia 18 ton, Norwegia 16,5 ton. Dengan begitu total ekspor kopi Arabika ke mancanegara pada 2012 mencapai 1.401,16 ton.

Sementara ekspor kopi jenis Robusta PTPN 12 total mencapai 1.050 ton meliputi Italia 774 ton, Jepang 90 ton, Belgia 72 ton, Belanda 42 ton, Jerman 36 ton, Inggris 36 ton. "Total ekspor kopi PTPN 12 selama 2012 (Arabika dan Robusta) mencapai 2,451,6 ton", ujar Irwan.

Menanggapi potensi ekspor kopi PTPN 12 tersebut, Dahlan Iskan menambahkan, agar permintaan mancanegara tersebut juga ditangani BUMN lainnya. "Minggu (8/9) sore saya akan mengumpulkan Dirut PTPN di Jakarta untuk menindaklanjuti peningkatan ekspor hasil perkebunan Indonesia," tegasnya.

Dengan menurunnya nilai rupiah sekarang ini ekspor Indonesia harus lebih meningkat. Tentang himbauan Memperdag agar BUMN menunda pembelian pesawat-pesawat baru, Dahlan mendukung keinginan itu. "Impor pesawat itu meski jumlahnya sedikit tapi makan devisanya sangat besar," ujar Dahlan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement