REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisruh Partai Demokrat karena sejumlah politisinya yang terlibat masalah hukum ternyata cukup membekas pada memori publik.
Survei Indonesia Movement Study and Analysis Center (IMOSAC) menunjukkan, tidak ada satupun politisi Partai Demokrat dalam sepuluh besar.
Komisioner IMOSAC Irwan Suwanto menjelaskan, prahara Partai Demokrat yang berkepanjangan turut mempengaruhi pilihan masyarakat. Selain itu, meski besar, Partai Demokrat tak memiliki basis massa loyal seperti PDIP dan Golkar.
Dia menjelaskan, gelaran konvensi calon presiden Partai Demokrat juga tak mampu mengatrol pilihan warga untuk memilih partai yang diketuai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini. "Publik lebih memilih partai lama yang sudah mapan."
IMOSAC melakukan survei selama Juli-Agustus 2013 di enam kota besar Indonesia. Menurut Irwan, Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar, Semarang dan Bandung dipilih karena mewakili demografi daerah berpenduduk padat di Indonesia.
"Selain itu mayoritas domisili pemilih rasional," katanya. Pemilih rasional inilah, ungkap Irwan yang sulit menerima figur-figur dari partai baru.
IMOSAC mewancarai seribu responden dengan metode tatap muka. Pemilihan dilakukan secara acak. Hasilnya 770 responden memberikan pilihannya. Sementara 230 lainnya belum menentukan pilihan.