REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT Permodalan Nasional Madani (PNM) optimistis mencapai target penyaluran kredit baru sebesar Rp 3,1 triliun pada akhir tahun. Untuk mencapai hal tersebut, PNM membuka 100 unit baru pada semester I yang tersebar di wilayah-wilayah di Indonesia. Unit-unit tersebut diharapkan dapat menggenjot penyaluran kredit perusahaan.
Executive Vice President PNM, Arief Mulyadi, mengatakan, hingga Juni, kredit yang tersalurkan mencapai Rp 1,2 triliun. Angka tersebut masih mencapai 38,71 persen dari total target penyaluran kredit tahun ini. Ia optimistis target sebesar Rp 3,1 triliun dapat tercapai di akhir tahun. "Di semester 1 100 unit yang baru kita dirikan belum produktif. Kita harap itu dorong penyaluran kredit di semester 2," ujar Arief dalam media gathering PNM, Jumat (6/9).
Ia mengaku bahwa saat ini bisnis UKM sedang turun karena fenomena tahunan usai lebaran. Sebulan setelah lebaran, bisnis UKM akan meningkat kembali karena mereka menggenjot produksi untuk tahun baru. Pasca Lebaran, penyerapan kredit juga turun, kemudian akan naik kembali pada kuartal IV terutama menjelang tahun baru.
Di saat perlambatan ekonomi, tingkat risiko kredit bermasalah (NPL) meningkat. NPL telah mencapai 3,2 persen. Karena peningkatan risiko tersebut, PNM belum berencana menaikkan bunga kreditnya. Perseroan memilih menurunkan laba bersih. Untuk saat ini, tingkat bunga kredit PNM secara rata-rata berada di level 1,5 persen per bulan.
Selain menahan peningkatan bunga, PNM juga melakukan pembinaan pada nasabahnya. Salah satu binaannya adalah pelaku usaha rempeyek di Dusun Pelemadu. Salah satu pelaku usaha Rempeyek, Sumarji, mengatakan bahwa selain diberikan kredit, ia dan karyawannya mendapatkan pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran. Sumarji mengaku mendapat pinjaman dari PNM sebesar Rp 55 juta untuk tenor 3 tahun. PNM juga membantu menjaga agar tidak ada persaingan penurunan harga di antara pelaku UKM rempeyek di dusun tersebut.