Jumat 06 Sep 2013 17:11 WIB

BI: Para Spekulan Perlu Ditindak Tegas

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai pemerintah perlu menindak tegas para spekulan bahan pangan untuk mencegah kenaikan inflasi berkepanjangan karena bahan pangan menjadi salah satu kontributor terbesar inflasi.

"Kita memang harus menyikapi kalau ada spekulan-spekulan ataupun kartel yang akan berusaha mencari kesempatan, dan ini sesuatu yang mesti disikapi dengan tegas," kata Agus saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI di Jakarta, Jumat (6/9).

Agus menuturkan, praktik spekulasi atau kartelisasi bahan pangan mulai terlihat di mana para spekulan atau kartel tersebut memanfaatkan kondisi pelemahan nilai tukar rupiah saat ini.

"Coba Anda lihat beberapa bahan pokok di pasar, kelihatan bahwa ada harga daging dan pangan yang meningkat tinggi padahal sebetulnya depresiasi kita itu satu tahun hanya 11 persen. Itu kan menunjukkan bahwa ada spekulan yang mengambil manfaat di situ, jadi itu harus ditangani," ujar Agus.

Agus juga mengapresiasi banyaknya pemerintah daerah (pemda) yang merespons inflasi dengan tekun dan tegas. Ia berharap hal tersebut akan membawa situasi yang lebih stabil bagi perekonomian di Tanah Air secara keseluruhan.

"Secara umum kebijakan-kebijakan jangka menengah panjang kita itu sedang mulai diimplementasikan dan ini akan membawa ke arah yang lebih baik," kata Agus.

Inisiatif pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan biodiesel sebagai sumber energi pengganti bahan bakar minyak disambut baik oleh Agus. Begitu pula, upaya pengendalian inflasi dilakukan pemerintah dengan membuka kesempatan impor produk-produk pangan.

"Secara jangka menengah panjang kita memang perlu memperbaiki produksi ataupun distribusi kita, tetapi secara jangka pendek kemdian pemerintah merespons dengan melakukan kesempatan untuk impor itu saya meyakini akan membawa ke arah inflasi yang lebih terkendali," tutur Agus. 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement