Sabtu 07 Sep 2013 22:30 WIB

Dari Sepuluh Petani, Cuma Satu Perempuan Berarit

Rep: Agung Sasongko/ Red: A.Syalaby Ichsan
Seorang petani menunjukkan kacang tanah yang dipanennya di kawasan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Foto: Antara
Seorang petani menunjukkan kacang tanah yang dipanennya di kawasan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tenaga kerja tani kini didominasi laki-laki. Padahal, di era 80-an, tenaga tani perempuan begitu berperan.

"Sekarang ini, perbandingannya mungkin satu perempuan, 10 laki-laki berarit," kata Bambang Kristianto, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) di Bogor, Sabtu, (7/9).

Menurut Bambang, perubahan itu memang lebih banyak karena faktor efisiensi. Faktor ini dominan lantaran petani dituntut bekerja cepat. "Lebih ke efisien saja sih," kata dia.

Di tanya, apakah ini terjadi di Indonesia saja, atau mungkin juga dialami negara lain, Bambang menyatakan tidak juga. Dia menjelaskan, masih cukup banyak tani perempuan yang aktif.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement