REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tenaga kerja tani kini didominasi laki-laki. Padahal, di era 80-an, tenaga tani perempuan begitu berperan.
"Sekarang ini, perbandingannya mungkin satu perempuan, 10 laki-laki berarit," kata Bambang Kristianto, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) di Bogor, Sabtu, (7/9).
Menurut Bambang, perubahan itu memang lebih banyak karena faktor efisiensi. Faktor ini dominan lantaran petani dituntut bekerja cepat. "Lebih ke efisien saja sih," kata dia.
Di tanya, apakah ini terjadi di Indonesia saja, atau mungkin juga dialami negara lain, Bambang menyatakan tidak juga. Dia menjelaskan, masih cukup banyak tani perempuan yang aktif.