Selasa 10 Sep 2013 21:09 WIB

Soal Sprindik, Jero: Saya Merasa Dizalimi

Rep: Esthi Maharani/ Red: Mansyur Faqih
Jero Wacik
Foto: antara
Jero Wacik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri ESDM, Jero Wacik angkat suara terkait sprindik palsu atas namanya yang sempat beredar beberapa waktu lalu. Ia mengatakan merasa dizalimi dengan kasus tersebut.

"Saya tentu merasa dizalimi, lah. Gitu toh. Tapi oleh yang membuat sprindik palsu itu," katanya di kantor presiden, Selasa (10/9) malam. 

Ia menegaskan, kali sprindik yang sempat beredar itu bukan bocor, melainkan palsu. Kedua istilah tersebut dianggapnya berbeda. Ia pun meminta agar tidak ada salah pengucapan. Apalagi KPK sudah mengatakan sprindik tersebut palsu. 

Artinya, lanjut dia, KPK tidak pernah mengeluarkan sprindik atas nama Jero Wacik. "Kok masih ngomong sprindik bocor. Sprindik itu palsu, beda yah sama bocor. Kan itu dibilang sprindik palsu, yang mengatakan itu KPK. Itu artinya apa? Di KPK gak ada sprindik itu dipalsukan oleh orang luar, ada orang bikin palsu kan," katanya. 

Ia mengaku tak akan melaporkan atau memperpanjang sprindik palsu tersebut. Kasus tersebut diserahkan kepada ranah hukum. Ia pun mengaku tak tahu apa maksud di balik munculnya sprindik palsu itu. 

"Gak, lah. Saya gak tahu maksudnya. Saya cuma minta biar clear, itu sprindik palsu, bukan bocor. Biarkan KPK bekerja, polisi bekerja, sprindik palsu itu biar diusut. Jangan ngomong sprindik bocor, ya," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement