REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Komjen Oegroesono mengatakan aksi penembakan yang menewaskan Bripka Sukardi di dekat Gedung KPK pada Selasa malam tadi kemungkinan sudah direncanakan pelaku.
"Ya sepertinya direncanakan," kata Wakapolri, Komjen Oegroeseno yang ditemui di lokasi penembakan, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa (10/9) malam.
Oegroeseno menjelaskan pihaknya belum dapat menyimpulkan motif penembakan tersebut. Pasalnya tim sedang mendalami dari peristiwa penembakan ini.
Ia juga mengonfirmasikan penemuan tiga selongsong peluru di lokasi kejadian. Ketiga selongsong itu, kata dia, saat ini sudah diamankan polisi. Sedangkan saksi kunci yang sedang diperiksa yaitu di antaranya enam orang sopir truk dan beberapa orang masyarakat.
Bripka Sukardi, jelasnya, merupakan petugas polisi di Direktorat Polair Mabes Polri yang bermarkas di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sukardi mengawal enam truk dan pada saat melintas di depan Gedung KPK, ditembak orang tak dikenal yang menggunakan dua motor.
Untuk jumlah pelaku, ia menduga ada empat orang yang saling berboncengan pada masing-masing motor.
Saat ditanya apakah pelaku mengambil senjata milik Sukardi, pihaknya akan mengeceknya meski ia mengakui sudah tidak ada senjata di jenazah Sukardi. "Iya nanti dicek apakah senjata korban ini ada di rumah, namun indikasi korban memegang senjata api," paparnya.