REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Maraknya kasus perdagangan manusia atau trafficking bukan hanya dikarenakan masalah kemiskinan. Pasalnya, saat ini penyebab kasus tersebut telah beralih karena faktor konsumerisme.
‘’Saat ini beralih karena konsumerisme,’’ ujar Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti, kepada wartawan, kemarin.
Hal ini didasarkan pada hasil penelusuran terhadap latar belakang keluarga korban trafficking. Di mana, kata Elis, ada korban trafficking yang keluarganya berkecukupan. Sehingga, alasan untuk bekerja ke luar daerah lebih didasarkan pada iming-iming gaji besar.
Menurut Elis, pada 2013 ini P2TP2A sudah menangani sebanyak 28 kasus trafficking. Terakhir, P2TP2A menjemput seorang korban trafficking asal Kecamatan Nyalindung yang diperdagangkan hingga Bangka Belitung.