REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi penembakan terhadap polisi Provost dari satuan Direktorat Polair Baharkam Mabes Polri, Bripka Sukardi oleh sejumlah orang tak dikenal sempat terekam close circuit television (CCTV) KPK.
Sukardi ditembak pada Selasa (10/9) sekitar pukul 22.40 WIB malam saat sedang mengawal enam buah truk besar yang membawa elevator parts untuk pembangunan proyek Rasuna Tower.
Pengawalan truk ini dilakukan Sukardi dengan membawa motor Honda Supra dengan nomor polisi B 6671 TXL dari Pelabuhan Tanjung Priok yang sekitar pukul 18.00 WIB.
Berdasarkan rekaman CCTV yang sempat dilihat Republika, Sukardi mengawal enam truk ini melalui Jalan HR Rasuna Said dari arah Menteng.
Pada pukul 22.35 WIB, dua buah motor yang diduga ada empat orang dengan saling membonceng, memepet Sukardi yang juga sedang mengendarai motor di depan yang mengawal enam buah truk.
Pada saat memepet inilah, ada dua kali suara tembakan yang dilepaskan ke tubuh Sukardi. Sukardi pun terjatuh dan rebah di tengah-tengah jalan, tepat sekitar beberapa meter sebelum pintu keluar gedung KPK.
Dua buah motor ini juga berhenti persis di pintu keluar gedung KPK. Salah seorang yang dibonceng di salah satu motor kemudian turun dan berjalan tenang menuju Sukardi yang sudah tergeletak di jalan. Kemudian orang tersebut melepaskan tembakan sekali lagi untuk memastikan untuk menewaskan Sukardi.
Senjata yang dikantongi Sukardi juga lenyap. Diduga diambil oleh satu orang yang menjadi eksekutor ini. Belum diketahui apakah letusan tembakan terakhir itu berasal dari senjata milik pelaku penembakan atau dari senjata yang diambil dari Sukardi.
Saat letusan tembakan terakhir inilah yang sempat terdengar keras dan beberapa orang sekuriti di Gedung KPK keluar ke jalan. Satu orang eksekusi ini pun langsung menodongkan pistol kepada petugas sekuriti KPK dan berjalan mundur perlahan menuju teman-temannya. Setelah berada di motor, dua motor ini langsung melesat ke arah Mampang Prapatan.
Menurut sejumlah saksi yang sempat melihat kejadian tersebut, Sukardi tidak lantas tewas karena Sukardi sempat nafasnya tersenggal-senggal selama beberapa menit. Namun saat petugas kepolisian tiba di lokasi, Sukardi sudah tidak bernyawa.
Tiga selongsong peluru dikabarkan telah diamankan pihak kepolisian, terdiri dari dua selongsong peluru di pinggir jalan karena menembus tubuh Sukardi. Sedangkan satu selongsong masih bersarang di tubuh Sukardi. Jenazah Sukardi pun telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk keperluan autopsi.