Rabu 11 Sep 2013 15:24 WIB

Achmad Ru'yat Tegaskan Tak Terganggu Kasus Hukum Elite PKS

Ahmad Ruyat dan pasangannya
Foto: pks-kotabogor
Ahmad Ruyat dan pasangannya

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR - Duet incumbent dalam Pilkada Kota Bogor, Achmad Ru'yat dan Aim Halim Hermana (Ru'yat-Aim) optimistis bisa menang satu putaran meski elite salah satu parpol pengusung mereka, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sedang ramai diberitakan terbelit kasus dugaan korupsi. Status Ru'yat yang pernah dipenjara dalam kasus dugaan korupsi dana APBD Kota Bogor pun dinilai tidak akan mengganggu peluang pasangan nomor urut 3 tersebut.

Sekretaris Tim Pemenangan Ru'yat-Aim, Najamudin, menegaskan, pihaknya berkaca pada pemilihan gubernur Jawa Barat yang baru lalu. Saat itu kabar penangkapan mantan Presiden PKS begitu santer namun kader mereka, Ahmad Heryawan, yang juga berstatus incumbent, tetap menang. "Jadi menjelang pencoblosan ini, kita fokus pada penguatan jaringan dan kerja keras. Tak akan terganggu dengan kasus-kasus yang ada," ujarnya.

Ru'yat yang juga kader PKS saat ini masih menjabat sebagai wakil wali kota Bogor. Dia sempat ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin sebelum Mahkamah Agung menyatakannya tidak bersalah.

Najamudin yang juga ketua bidang pembangunan umat DPD PKS Kota Bogor ini melanjutkan, pihaknya yakin tiga program Bogor Maju yang gencar disosialisasikan pada masa kampanye yang berakhir hari ini bisa menggaet hati warga Bogor.

Pencoblosan Pilkada Kota Bogor bakal digelar pada Sabtu, 14 September 2013 mendatang. Selain Ru'yat-Aim, Pilkada Kota Bogor diikuti dua pasangan dari parpol yaitu nomor urut 2 Bima Arya-Usmar Hariman yang diusung Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra); serta pasangan nomor urut  4 Dody Rosadi-Untung Maryono (PDIP, Golkar, dan PKPI). Sementara itu, dua pasangan dari jalur independen yakni nomor urut 5 Syaeful Anwar-Muztahidin dan nomor urut 1 Firman Halim-Gastono.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Parahyangan, Bandung, Asep Warlan Yusuf, mengatakan, kandidat pilkada yang diusung PKS  cenderung tidak menonjolkan bahkan menanggalkan atribut kepartaian dalam kampanye. "Itu untuk membendung citra negatif agar kasus dugaan suap impor daging sapi yang benar-benar menjadi pukulan telak bagi PKS tidak berdampak signifikan terhadap keterpilihan para kadernya yang maju di pilkada," jelas guru besar Universitas Parahyangan Bandung ini.

Sementara itu, Calon Wali Kota Bogor nomor urut 2 Bima Arya di Lapangan Sempur, Kota Bogor, Selasa (10/9), kembali mengemukakan dua janji utamanya bila terpilih menjadi wali kota. “Pertama, saya tidak akan korupsi dan akan menindakkeras jajaran pemerintah yang korup. Kedua, saya akan selalu dekat dengan rakyat Bogor," kata salah satu peraih gelar doktor termuda di Indonesia itu.  (adv)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement