REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, dengan serangkaian kasus penembakan terhadap polisi yang terus-menerus akhir-akhir ini membuat warga Jakarta ketakutan.
Terakhir korban seorang polisi ditembak di depan KPK, sebelumnya sejumlah polisi ditembak mati di Pondok Aren. Ironisnya, ujar Neta, kasus penembakan misterius terhadap polisi tak kunjung terungkap.
"Penembakan misterius marak selama tiga bulan terakhir ini dengan jumlah kasus sebanyak 22 kasus, hanya satu pelakunya yang tertangkap," ujarnya, Rabu, (11/9).
Dari 22 kasus penembakan misterius itu, Neta menerangkan, lima korban di antaranya adalah polisi. Modus penembakan sangat variatif sehingga sulit menyimpulkan aksi penembakan ini dilakukan para teroris.
Sayangnya, ujar Neta, dalam kasus penembakan ini, jajaran polisi hanya terpaku pada opini bahwa pelakunya adalah teroris. Akibatnya polisi terperangkap pada opininya sendiri hingga kesulitan mengungkap kasus ini.
"Jika kasus penembakan tak kunjung terungkap oleh polisi, dikhawatirkan kasus. penembakan akan terus terjadi. Kami menduga aksi penembakan ini ada kaitannya dengan maraknya aksi pemberantasan preman belakangan ini," kata Neta.
Sepertinya, lanjut Neta, ada aksi balas dendam dari para pelaku kriminal jalanan terhadap polisi. IPW berharap Polda Metro segera mengungkap kasus ini agar tren penembakan misterius berhenti.