Rabu 11 Sep 2013 20:49 WIB

Malaysia Umumkan Kebijakan Untungkan Etnis Melayu

Rep: Ichsan Emerald/ Red: Heri Ruslan
Najib Razak
Foto: Bazuki Muhammad/Reuters
Najib Razak

REPUBLIKA.CO.ID,  KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak akan mengumumkan kebijakan untuk meningkatkan peran etnis Melayu di bidang ekonomi.

Hal ini sesuai dengan janji dia sebelum pemilu untuk memberlakukan kebijakan mendukung nasib melayu, yang miskin dan tinggal di pedesaan.

Pengumuman yang dilakukan Najib Razak ini dilakukan menjelang pemilihan pemimpin partai berkuasa bulan depan. Pengumuman yang akan memberikan kesempatan lebih luas bagi kalangan Bumiputera ini juga sejalan dengan pemilu Mei kemarin. Barisan Nasional harus menghadapi keterpurukan terburuk sepanjang sejarah pemilu di Malaysia, karena tak mendapat dukungan etnis Cina.

''Saya akan mengumumkan dasar komprehensif untuk menggalakkan penglibatan (keterlibatan) Bumiputera dalam sektor ekonomi tidak lama lagi,''  tutur dia melalui media sosial Twitter, Rabu (11/9).

Paket kebijakan itu antara lain, bisnis, sumber daya manusia atau ketenagakerjaan, pembangunan sosial dan ekonomi serta kepemilikan saham.Ia juga menambahkan, pemerintah juga akan mengeluarkan kebijakan untuk membuka ruang bagi institusi negara agar Melayu mendapat prioritas.

Sementara itu salah satu anggota kabinet Kementerian Malaysia, Abdul Wahid Omar, mengatakan langkah ini dilakukan untuk menciptakan lebih banyak kesempatan bagi warga melayu di sektor swasta. Selain itu juga meningkatkan kepemilikan modal mereka atas properti komersial.

''Masalah yang sering muncul adalah kurangnya kesempatan kerja bagi Bumiputera di sektor swasta, khususnya di level eksekutif,'' ucap dia, dikutip dari Reuters, Rabu (11/9).

Kebijakan mendorong melayu atau Affirmative action diperuntukkan bagi warga melayu untuk memperbaiki nasib mereka. Sebagai mayoritas yang mencapai 60 persen dari populasi 28 juta orang, secara historis mereka miskin dan tinggal di pedesaan.

Sementara etnis minoritas Cina, sekitar seperempat dari penduduk, lebih kaya dan mendominasi ekonomi.Najib di lain pihak, sejak berkuasa pada tahun 2009 berusaha menampilkan diri dia sebagai modernis.

Alih-alih memperjuangkan kebijakan berdasar ras, ia berjanji untuk memberlakukan paket bantuan ekonomi pemerintah berdasar kebutuhan.Akan tetapi rencana tersebut gagal untuk terealisasi karena perlawan dalam tubuh partai UMNO.

Dukungan bagi Najib pun semakin lemah karena kehilangan suara yang begitu besar dalam pemilu Mei lalu.Selama empat dekade, kebijakan pemerintah Malaysia yang berbasi ras benar-benar menguntungkan etnis melayu. Kebijakan mulai dari penerimaan mahasiswa, layanan sipuil hingga kepemilikan bisnis.

Namun, kritikus menilai kebijakan itu hanya menguntungkan mereka yang kaya, dimana masyarakat melayu yang lain tetaplah miskin. Sementara di saat yang sama,  makin mempertajam resistensi warga Malaysia keturunan Cina kepada pemerintah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement