Rabu 11 Sep 2013 21:37 WIB

Perajin Tahu Tempe Sukabumi Kembali Berproduksi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Karta Raharja Ucu
 Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Para perajin tahu dan tempe di Kabupaten/Kota Sukabumi mulai berproduksi kembali, Rabu (11/9). Sebelumnya, para perajin menggelar aksi mogok produksi sejak Senin (9/9).

"Sebagian perajin sudah aktif kembali memproduksi tahu dan tempe," terang Koordinator Perajin Tahu Tempe Kabupaten Sukabumi, Dadang Jamaludin, kepada ROL.

Sehingga, masyarakat sudah bisa lagi menemukan keberadaan tahu tempe di pasaran. Menurut Dadang, aksi mogok yang digelar selama dua hari lalu tersebut dinilai sudah cukup untuk menyuarakan aspirasi para perajin. Terlebih, selama mogok para perajin tidak mendapatkan pemasukan dari aktivitas penjualan tahu tempe.

Dadang mengatakan, para perajin kini menunggu respon dari pemerintah terkait mahalnya harga kedelai. Informasi yang diperolehnya pemerintah akan mempercepat impor kedelai dari luar negeri.

Namun, kata Dadang, pemerintah harus memikirkan solusi jangka panjang terkait permasalahan kedelai. Jangan sampai masalah mahalnya kedelai terjadi setiap tahun dan merugikan para perajin tahu tempe.

Pengurus Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kota Sukabumi, M Badar menambahkan, aksi mogok hanya salah satu bagian dari perjuangan para perajin memprotes mahalnya harga kedelai. "Kami berharap pemerintah bergerak cepat mengendalikan harga kedelai," imbuhnya.

Badar menuturkan, perajin berharap Bulog dapat berperan sesuai fungsinya. Khusunya menjalankan amanat dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2013 tentang Penugasan Perum Bulog untuk Pengamanan Harga dan Penyaluran Kedelai.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement