REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Persidafon Dafonsoro harus berlaga di divisi utama untuk kompetisi musim depan. Tim berjuluk Gabus Sentani ini dipastikan terdegradasi setelah menelan kekalahan 1-2 saat menjamu Arema Indonesia di Stadion Barnabas, Youwe, Rabu (11/9).
Kekalahan atas Arema Indonesia membuat Persidafon terperangkap di zona merah dengan menempati urutan 17 lewat torehan 27 poin.
Persidafon tak mungkin mampu keluar dari jeratan degradasi meskipun mampu memetik kemenangan pada laga terakhir nanti. Pasalnya, Persidafon tertinggal enam poin dari Pelita Bandung Raya yang menempati peringkat 15 alias zona playoff.
Bertanding di depan para pendukungnya, Persidafon sebetulnya mampu unggul lebih dulu melalui gol Anis Nabar pada menit ke-10. Namun, Arema berhasil membalikkan kedudukan lewat gol Greg Nwokolo pada menit ke-48 dan Cristian Gonzales pada menit ke-61.
Asisten Pelatih Persidafon Dafonsoro, Erens Pahelerang, mengatakan kegagalan Persidafon pada musim ini diakibatkan masalah krisis finansial yang melanda klub. Krisis finansial membuat Persidafon tidak memiliki persiapan yang matang dalam menjalani kompetisi.
"Semoga ini bisa menjadi pelajaran berharga. Semua harus diperbaiki agar kami bisa langsung kembali ke kasta tertinggi," kata Erens kepada Republika Online.