REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Rektor Institut Agama Islam Negeri Ternate, Dr Abdurrahman Marasabesi, mengatakan tingginya angka golput (tidak menggunakan hak pilih) pada pilkada Maluku Utara (Malut) putaran pertama membuktikan lemahnya pendidikan politik kepada masyarakat.
"Angka golput pada pilkada Malut putaran pertama 1 Juli 2013 mencapai hampir 40 persen. Kalau pendidikan politik kepada Masyarakat dilakukan secara baik, pasti angka golput tidak setinggi itu," katanya di Ternate, Kamis.
Abdurrahman mengatakan pendidikan politik kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilih, baik di pilkada maupun pemilu legislatif dan pemilu presiden, tidak bisa hanya dibebankan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) atau partai politik. Tetapi, upaya tersebut harus melibatkan semua pihak.
Pemerintah di tingkat pusat maupun daerah harus rutin melakukan kegiatan yang sifatnya bisa meningkatkan kesadaran politik kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam setiap pelaksanaan pemilu.
''Lembaga atau organisasi masyarakat, termasuk penyelenggara pendidikan mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi, juga harus berpartisipasi memberikan pemahaman kepada masyarakat atau anak didiknya mengenai pentingnya menggunakan hak pilih,'' katanya.