Kamis 12 Sep 2013 17:59 WIB

Belanda Meminta Maaf ke Korban Perang di Indonesia

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Dewi Mardiani
Agresi Militer I Belanda ke Indonesia
Foto: ARNI
Agresi Militer I Belanda ke Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Belanda secara resmi meminta maaf kepada Indonesia atas kekejaman perang yang mereka timbulkan. Permintaan maaf khususnya dalam pembantaian massal yang dilakukan pasukan Belanda selama pendudukan kolonial yang berakhir pada 1949.

Al Jazeera melaporkan, Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Tjeerd de Zwaan, secara resmi mengumumkan permintaan maaf dalam seremoni yang digelar di Jakarta. Khususnya kepada mereka, dikutip dari AFP, yang di eksekusi mati tanpa melalui pengadilan. ''Atas nama pemerintah Belanda, saya meminta maaf atas segala hal,'' tuturnya, Kamis (12/9).

Sebelumnya Belanda sudah meminta maaf dan membayar kompensasi untuk sejumlah kasus di Indonesia. Namun tindakan kali ini adalah permintaan maaf pertama Pemerintah Belanda atas kekejaman yang dilakukan selama era kolonial. De Zwaan mengatakan, Pemerintah Belanda menyadari tanggung jawab besar terhadap para janda korban eksekusi yang dilakukan oleh tentara Belanda. Seperti, menurut dia, apa yang terjadi di Sulawesi (Celebes) dan Rawa Gede, Jawa Barat.

Ia pun berharap, permintaan maaf ini menutup sebuah sejarah gelap bagi mereka yang mengalami dampak langsung. Terutama yang mengalami kekejaman masa Kemerdekaan Indonesia 1945 dan memulai Agresi Militer Belanda hingga 1949. Pasukan khusus Belanda,  melakukan serangkaian eksekusi di beberapa daerah saat agresi militer.

Pembantaian secara membabi buta ini menyebabkan ribuan nyawa rakyat Indonesia melayang. Pemerintah Indonesia menyatakan 40 ribu orang dieksekusi antara tahun 1945-1949. Namun, pemerintah Belanda menyebutkan hanya beberapa ribu orang. Di antara berbagai daerah, pasukan Belanda melakukan aksi paling brutal di Sulawesi Selatan.

Pada 28 Januari 1947, pasukan Belanda mengeksekusi 208 orang di sebuah lapangan, di depan kantor pemerintah setempat. Salah seorang komandan yang terkenal melakukan aksi pembunuhan massal itu ialah Kapten Raymond Westerling. Pria yang dianggap penjahat perang sekaligus pahlawan ini berasal dari KNIL (Royal Netherlands East Indies Army).

Perwakilan dari korban menyambut baik permintaan maaf itu. Salah satunya, Nurhaeni mengatakan bersyukur dengan permintaan maaf itu. ''Sebelum ini kami tidak pernah membayangkan akan menjadi seperti ini,'' ucap dia. Namun salah seorang janda korban penembakan, Nani (93 tahun) mengaku tak bisa melupakan kejadian yang menimpa sang suami puluhan tahun lalu, meski menerima kompensasi yang besar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement