Kamis 12 Sep 2013 18:58 WIB

Kadin Soroti Defisit Perdagangan Karena Impor Pangan

Stok beras di gudang Bulog Divre Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Stok beras di gudang Bulog Divre Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan prihatin atas defisit perdagangan di Tanah Air yang justru dipicu oleh salah satunya impor berbagai komoditas pangan.

Kepirhatinan itu menjadi salah satu rekomendasi dalam Rapat Koordinasi Nasional Kadin Indonesia yang digelar di Jakarta, Kamis."Para peserta menunjukkan keprihatinan sangat tinggi pada defisit perdagangan yang justru juga dipicu oleh impor berbagai komoditi pangan," kata Ketua Rakornas Kadin Indonesia Nur Achmad Affandie.

Pihaknya menyatakan sebetulnya Indonesia memiliki potensi dan kapasitas produksi yang besar, seperti garam, kedelai, bawang, cabai, serta daging.

Oleh karena itu, ia menambahkan, saatnya kini jajaran Kadin akan aktif dan fokus menyusun dan melaksanakan program-program mengembangkan potensi dan kapasitas dalam negeri untuk memangkas berbagai defisit yang tidak pantas terjadi.

"Seluruh utusan Kadin Provinsi dan ALB Kadin Indonesia menyoroti kondisi dan perkembangan perekonomian nasional yang dinilai semakin mengarah pada suatu kondisi krisis seperti tahun 1998," katanya.

Ia berpendapat, berbagai defisit yang terjadi dewasa ini berpotensi mengulangi kriris pada dasawarsa terakhir menjelang tutup abad lalu.

Defisit neraca perdagangan, neraca pembayaran dan defisit APBN jika berlanjut akan memicu kriris yang mungkin akan lebih luas dari krisisi 1998."Kasus BLBI bisa terjadi lagi, bahkan dalam skala yang lebih besar dan lebih luas," katanya.

Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kadin 2013 pada 12 September 2013 diselenggarakan untuk mendengarkan dan menampung aspirasi dari Kadin Provinsi dan Asosiasi dan Himpunan Anggota Luar Biasa (ALB) Kadin Indonesia.

Pada kesempatan itu, hadir 19 wakil dari Dewan Pengurus Kadin Provinsi dan 14 Pengurus Luar Biasa Kadin Indonesia.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement