REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Pihak Kepolisian Daerah Metro Jaya terus menggali data informasi demi mengembangkan kasus penembakan Aipda Sukardi.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan, pihak kepolisian masih berharap closed circuit television (CCTV) yang ada di KPK bisa di analisa oleh pihak kepolisian. ''Sementara, penyidik baru periksa 2 CCTV,'' kata dia, di Jakarta, Jumat (13/9).
Menurut Rikwanto, di gedung KPK memang ada beberapa titik untuk meletakkan CCTV. Sekalipun baru dua yang diberi, polisi tetap berusaha melakukan kordinasi dengan KPK.
Selain itu, polisi akan meminta CCTV gedung sepanjang Jalan HR Rasuna Said, Jakarta. Pasalnya, jalan tersebut sebelumnya dilalui oleh pelaku penembakan polisi.''Semakin banyak CCTV semakin banyak data yang kita dapat,'' kata dia.
Sementara, dari dua CCTV tersebut, polisi belum bisa memastikan postur tubuh pelaku karena diakui masih dalam sudut pandang yang belum jelas. Yang pasti pelaku memakai jaket merah dan berjumlah tiga orang dengan dua motor.''Nanti kita padukan dengan keterangan saksi untuk menggambarkan pelaku,'' kata dia.
Diketahui, Bripka Sukardi yang merupakan Provost Ditpolair Mabes Polri, tewas ditembak oleh orang yang tidak dikenal di depan Gedung KPK, sekitar pukul 22.30, Selasa (10/9). Ketika itu, ia sedang mengawal enam truk yang lewat di lokasi kejadian.
Polisi sudah menyita barang bukti berupa tiga buah selongsong, dua butir proyektil peluru yang berada di punggung kiri dan perut serta sebutir proyektil peluru di dada korban.