Sabtu 14 Sep 2013 11:29 WIB

Sandera 100 Warga, Militan Filipina Setuju Gencatan Senjata

Tentara Filipina berlindung dibalik tank dalam pertempuran sengit dengan pemberontak di Kota Zamboanga
Foto: AP PHOTO
Tentara Filipina berlindung dibalik tank dalam pertempuran sengit dengan pemberontak di Kota Zamboanga

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemimpin kelompok militan muslim yang pasukannya bertempur melawan tentara Filipina di Zamboanga setuju melakukan pembicaraan gencatan senjata. Wakil Presiden Jejomar Binay yang bicara dengan pemimpin militan Nur Misuari mengatakan usulan gencatan senjata dimulai pada Sabtu ini.

Kesepakatan itu akan mengakhiri pertempuran selama lima hari yang melibatkan 200-an militan separatis yang mengambil sekitar 100 warga sebagai sandera.

Lebih dari 22 orang tewas dalam bentrokan antara militan dan pasukan keamanan sejak militan masuk ke kota pada Senin lalu. Sekitar 15 ribu warga telah mengungsi akibat konflik tersebut.

Wakil Presiden mengatakan dia berbicara melalui telepon dengan Nur Misuari, pemimpin Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) dan Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin, keduanya sepakat untuk menghentikan pertempuran.

Misuari tidak menetapkan kondisi dalam pertukaran untuk menyepakati gencatan senjata. "Rincian penyelesaian dapat dapat dilakukan dengan adanya gencatan senjata," ujarnya dilansir BBC, edisi Jumat (13/9).

Presiden Benigno Aquino yang terbang ke kota pada Jumat kemarin, telah mengeluarkan peringatan kepada militan untuk tidak melukai warga sipil. Dia mengatakan pasukan pemerintah memiliki kekuatan luar biasa dan tak akan ragu menggunakannya bila pemberontak dianggap kelewat batats. Lebih dari 1.000 tentara berjuang mengusir pemberontak MNLF keluar dari kota.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement