Ahad 15 Sep 2013 20:33 WIB

Habibie Nonton Bareng "Habibie dan Ainun" di Shanghai

Habibie dan Ainun.
Habibie dan Ainun.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Burhanuddin Jusuf (BJ) Habibie nonton bareng film "Habibie dan Ainun" bersama masyarakat Indonesia di Shanghai, Cina, Ahad (15/9), serangkaian promo peluncuran buku film tersebut versi bahasa Mandarin.

Habibie didampingi Konsulat Jenderal RI di Shanghai Kenssy D. Ekaningsih, menonton bersama film yang diangkat dari kisah dan buku roman "Habibie dan Ainun".

Film tersebut menceritakan cinta pertama dan terakhir yang hanya dipisahkan oleh maut. Sebuah kisah yang penuh romansa dari seseorang yang pernah memangku jabatan sebagai orang nomor satu di negeri bernama Indonesia.

Sebuah kisah yang berawal dari pertemuan di sekolah. Namun, bagi Habibie, sosok Ainun tak begitu terlalu "menggoda" hatinya. Habibie muda justru meneriaki Ainun dengan sebutan "gula Jawa" karena warna kulit yang kecokelatan.

Tahun berselang, mereka dipertemukan kembali saat dewasa. Habibie yang berlibur di Indonesia setelah kuliahnya di Jerman tertegun melihat Ainun yang justru semakin cantik, bagai ulat yang telah bermetamorfosis menjadi kupu-kupu.

Tak ada lagi "gula Jawa", kini Ainun menjadi "gula pasir" bagi Habibie. Di pertemuan itu, Habibie justru merasakan hal berbeda. Saat keluarga Ainun mengundang makan malam, getaran itu mulai berasa. Ketika kedua mata itu saling bertatapan, Habibie tahu ada cinta yang melekat.

Habibie bertekad mengejar cintanya walau tahu tak akan mudah. Ya, Ainun adalah kembang desa. Pria-pria yang tertarik kepadanya tentu bukan dari golongan biasa-biasa. Mau tak mau Habibie pun harus bersaing dengan mereka untuk merebut hati Ainun.

Sebuah adegan romantis juga menggelitik dihadirkan sutradara Faozan Rizal, seperti halnya ketika Habibie melamar Ainun di atas becak. Secara garis besar, film ini dibagi menjadi tiga bagian.

Pertama saat mereka berdua saling bertemu, banyak hal-hal romantis dan mengundang tawa kecil melihat dokter cantik dan mahasiswa jenius tengah dimabuk asmara. Selanjutnya ialah setelah mereka menikah.

"Saya sebelumnya, sudah pernah nonton. Tetapi kali ini berbeda, karena kami menonton bersama bapak Habibie," kata salah seorang mahasiswi Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Shanghai.

Usai menonton bersama, Habibie menggelar dialog dengan masyarakat Indonesia tentang kekuatan cinta yang bisa diterapkan di semua level kehidupan dengan wujud yang beragam.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement