Selasa 17 Sep 2013 15:36 WIB

Jadwal Piala Dunia Qatar Diubah, Australia Minta Ganti Rugi

Markas FIFA di Zurich, Swiss
Foto: deorigin.net
Markas FIFA di Zurich, Swiss

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua sepak bola Australia Frank Lowy mengingatkan FIFA agar tidak terburu-buru memutuskan mengubah jadwal Piala Duna 2022 di Qatar ke musim dingin, dan mengancam akan minta ganti rugi jika rencana pemindahan itu tetap dilakukan.

Qatar mengalahkan para pelamar tuan rumah Piala Dunia lainnya seperti Australia, Jepang, Korsel dan AS ketika bersaing memenangi menjadi tuan rumah turnamen sepakbola tersebut, meskipun suhu udara di negara Teluk itu mencapai 50 derajat selsius pada pertengahan tahun.

Setelah kritikan keras atas keputusan itu, maka para pengkritik meminta agar jadwal itu diubah dari posisi normal pada Juni dan Juli ke akhir tahun saat suhu udara di Qatar sudah mulai menurun.

Ketua Federasi Sepakbola Australia (FFA) Lowy mengatakan, sebuah keputusan cepat atas perubahan jadwal itu akan dibahas dalam pertemuan bulan depan, karena itu beresiko menjadikan situasi buruk.

Dikatakan Lowy, negara-negara yang memiliki liga-liga profesional seperti Liga A Australia, akan cukup terganggu oleh kepindahan itu. "Musim liga kami berlangsung pada musim panas untuk menghindari tabrakan dengan jadwal sepakbola lokal lainnya," katanya.

"Jika Piala Dunia dilangsungkan pada pertengahan musim Liga-A itu akan berdampak terhadap kompetisi kami, bukan hanya untuk 2022, tapi bagi musim-musim yang mengarah pada jadwal tersebut."Klub-klub, para investor, penyiaran, pemain dan pendukung semua akan terkena efeknya," katanya.

Sementara itu presiden FIFA Sepp Blatter pekan lalu mengatakan bahwa keputusan untuk bertanding di pertengahan tahun itu merupakan kesalahan.

"FIFA sekarang memiliki kesempatan untuk membuat yang terbaik dari suatu situasi yang buruk dengan memulai sebuah pendekatan yang transparan, dan teratur, tidak seperti proses yang membawa ke keputusan asli yang cacat pada Desember 2010," kata Lowy.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement