REPUBLIKA.CO.ID, DUBROVNIK -- Presiden Konfederasi Sepak Bola Eropa (UEFA), Michel Platini, merupakan salah kandidat paling kuat untuk menggantikan Sepp Blatter sebagai Presiden Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Tapi, pemain legendaris asal Prancis itu mencoba meredam spekulasi tersebut.
Berbicara di sela-sela pertemuan Komite Eksekutif UEFA di Dubrovnik, Kroasia, Platini menegaskan belum mau memusingkan pencalonan dirinya sebagai kandidat Presiden FIFA berikutnya.
Mantan pemain berusia 58 tahun itu masih membutuhkan waktu untuk bisa menimbang keputusan untuk maju sebagai pengganti Blater sebagai orang nomor satu di otoritas tertinggi sepak bola sejagat tersebut.
''Saya belum memutuskan sama sekali, dan saya masih membutuhkan beberapa bulan ke depan untuk memikirkan hal tersebut. Saya baru akan mengambil keputusan sepanjang atau setelah gelaran Piala Dunia 2014 di Brasil, bukan sebelumnya Piala Dunia 2014,'' kata Platini seperti dikutip The Independent, Selasa (17/9).
Blater memang bakal mengakhiri masa kerjanya sebagai Presiden FIFA pada 2015 mendatang. Sejak menggantikan Joao Havelange pada 1998, Blatter memang terus menancapkan dominasinya di FIFA. Empat kali berturut-turut, pria asal Swiss itu mampu unggul di pemilihan Presiden FIFA, yang terakhir digelar pada 2011 silam.
Namun, pada periode keempat Blatter di FIFA ini agaknya akan menjadi kiprah terakhir pria berusia 77 tahun itu di FIFA. Sejumlah pengamat memprediksi, Blatter tidak akan kembali mencalonkan diri sebagai Presiden FIFA usai serangkaian kontroversi yang menimpa dirinya, termasuk dugaan penyuapan dalam penunjukan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Alhasil, nama Michel Platini sebagai salah satu kandidat terdepan untuk menggantikan Blatter. Mengaku masih berniat membangun sepak bola Eropa, Platini pun meminta pihak-pihak terkait untuk tidak berkonsentrasi terhadap rumor seputar pencalonan dirinya sebagai Presiden FIFA.
''Saya begitu mencintai UEFA, karena itu saya masih membutuhkan waktu untuk bisa menjalani pilihan baru. Lebih jauh, pemilihan itu masih dua tahun lagi. Sehingga, akan lebih baik untuk lebih berkonsentrasi kepada isu-isu strategis soal sepak bola. Saya akan memiliki beberapa bulan ke depan untuk memikirkan masa depan saya,'' lanjut mantan pemain Juventus tersebut.
Bukan tanpa alasan nama Platini mencuat sebagai salah satu kandidat terkuat pengganti Blatter. Menjabat Presiden UEFA sejak 2007, Platini dianggap sukses membawa UEFA ke level yang lebih tinggi. Salah satu aspek yang terus disorot Platini adalah kepemilikan klub-klub Eropa oleh orang asing, masalah tingginya biaya transfer, dan gaji pemain. Selain itu, Financial Fair Play juga menjadi kebijakan yang paling menarik perhatian semasa Platini menjabat sebagai Presiden UEFA.