REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Anas Urbaningrum bersyukur nama ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) yang didirikannya menuai kritik.
Ormas yang didirikan Anas dikritik lantaran namanya mirip dengan ormas yang didirikan Arie Sujito dan Faisal Basri. Pada 2004 Arie dan Faisal mendirikan Pergerakan Indonesia (PI). Nama yang serupa tapi tak sama itu lantas membuat PPI kebanjiran kritik.
"Justru saya bersyukur. Alhamdulillah, itu bagus untuk penegasan perbedaan dan kekayaan khasanah pergerakan," kata Anas yang menjabat sebagai Ketua Umum PPI ketika menjawab pertanyaan Antara dari Semarang, Selasa (17/9).
Sebelumnya, mantan ketua umum Partai Demokrat ini mendeklarasikan ormas PPI di kediaman pribadinya Jalan Teluk Semangka Blok C9 No 1 Kaveling AL Durensawit Jakarta Timur, Ahad (15/9)."Yang jelas," lanjut Anas, "adalah beda nama, lambang, filosofi, manifesto, visi dan misi, orientasi kegiatan, pendiri, pengurus, jaringan, dan respons publik."
Menurut Anas, yang terpenting bisa dewasa dan saling respek. Akan lebih baik jika membuka kemungkinan sinergi dan kerja sama. "Pokoknya bersikap baik adalah lebih dianjurkan," kata Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) periode 1997-1999 itu.
Anas menegaskan, PPI berbeda dengan yang lain dan terbuka untuk bersahabat dengan siapa saja yang ingin mencintai Indonesia. Menjawab soal langkah berikutnya, misalnya, pembentukan PPI di 34 provinsi, Anas mengatakan, "Insya Allah teman-teman sudah siap. Tinggal peresmian saja."
Namun, ketika ditanya soal target waktu peresmian PPI di setiap provinsi, Anas menegaskan pihaknya tidak buru-buru. "Biar berjalan alamiah, tetapi tidak lambat," ucapnya.
Menyinggung soal syarat menjadi anggota ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia, dia menjelaskan syaratnya sederhana, yakni berani berpikir, bergerak, dan bersahabat.