REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menjelaskan, telah memberikan arahan kepada semua kepala museum di Indonesia.
Hal tersebut terkait dengan hilangnya empat artefak emas peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, yang disimpan di Museum Nasional pekan lalu. Menurutnya, mereka harus meningkatkan keamanan, memperkuat tata kelola, dan membenahi kompetensi para pengelolanya.
“Nilai barang sejarah tidak bisa dirupiahkan, sehingga harus lebih hati-hati betul mengelolanya. Jangan sampai kehilangan,” katanya.
Nuh mengatakan, ia pun telah menginstruksikan pada semua pengelola museum untuk menggunakan anggaran yang belum direalisasikan. Yaitu, untuk pengadaan sistem keamanan yang dianggap mendesak, tetapi tetap dapat dipertanggungjawabkan.
Secara terpisah, Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Arkeologi Nasional E Wahyu Saptomo mengatakan, instansinya memiliki tugas ganda. Pada satu sisi dituntut untuk memajukan ilmu pengetahuan, sedangkan di sisi lain dituntut memenuhi kepentingan masyarakat luas. “Penelitian tidak hanya sekedar selesai di belakang meja,” katanya.
Wahyu mengatakan, tahun depan akan diselenggarakan seminar internasional tentang Kerajaan Sriwijaya dan seminar Kebhinekaan.
Saat ini, pihaknya juga sedang melakukan sejumlah penelitian strategis di antaranya penelitian situs Leang Bua (floresiensis) di Nusa Tenggara Timur dan Gua Harimau di Padang Bindu, Sumatra Selatan.