REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah memutuskan untuk sementara waktu menghilangkan bea masuk impor untuk kedelai untuk memenuhi permintaan di dalam negeri. Terlebih lagi, kelangkaan kedelai dinilai cukup menekan para perajin tempe dan tahu di tanah air.
“Terhadap kedelai yang harganya cukup tinggi sehingga membuat pengrajin tahu tempe agak tertekan, maka bea masuk kita sementara kita bebaskan yang 5 persen itu,” katanya usai sidang kabinet paripurna, Rabu (18/9).
Ia mengatakan kebijakan itu bersifat sementara. Meski begitu, ia mengharapkan kebijakan tersebut bisa membantu para pengrajin tahu dan tempe agar bisa kembali lagi bekerja.
Tak hanya itu, ia juga mengharapkan harga kedelai yang sedang baik ini dimanfaatkan oleh para petani dengan menanam kedelai. “Dengan harga seperti ini saya sudah mengatakan ke Menteri Pertanian agar segera tingkatkan penanaman agar produksinya meningkat untuk dalam negeri kita,” katanya.
Hatta menjelaskan sampai saat ini, Indonesia hanya mampu memproduksi 800 ribu ton kedelai tidap tahunnya, padahal kebutuhan kedelai tanah air mencapai 2,5 juta ton. “Nah, mumpung harganya baiknya, kita minta petani untuk menanam kedelai,” katanya.