REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Tiga orang nelayan berkewarganegaraan Indonesia dilaporkan hilang dan satu lainnya berhasil selamat setelah perahu yang mereka tumpangi tenggelam di perairan Tawau, Malaysia.
Informasi yang berhasil dihimpun hingga Kamis dinihari, nelayan berkewarganeragaan Indonesia yang tinggal di Malaysia, Lahuddu (31), berhasil selamat setelah sempat terapung di lautan selama dua hari.
Ia kemudian berhasil diselamatkan KM Indo Maya yang berlayar dari Nunukan, Kalimantan Utara menuju Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
"Nelayan atas nama Lahuddu berhasil diselamatkan oleh KM Indo Maya di sekitar perairan Tarakan, Kalimantan Utara setelah sempat terapung di lautan selama dua hari. Nelayan yang mengaku warga Sungai Nyamuk, Pulau Sebatik, Nunukan itu tiba di Berau pada Rabu malam (18/9) sekitar pukul 21. 00 Wita," kata Kepala Pos Polisi Pulau Derawan, Ajun Inspektur Satu Puji Suyanto, kepada wartawan, Rabu (18/9) malam.
Berdasarkan keterangan Lahuddu kata Puji Suyanto, tiga rekannya termasuk juragan kapal yakni Adi serta Lamilo dan Keo belum diketahui nasibnya.
"Saat diselamatkan, Lahuddu masih dalam kondisi sadar. Dia (Lahuddu) mengaku tidak tahu nasib ketiga rekannya. Dia berhasil selamat setelah berenang menggunakan penutup peti es ikan yang terbuat dari gabus. Selama dua hari terombang-ambing di laut, Lahuddu mengaku memakan buah kelapa yang ditemukan di laut untuk bisa bertahan hidup," katanya.
"Dia mengaku, satu malam sejak perahu terbalik, mereka terpisah dan Lahuddu tidak lagi mengetahui nasib ketiga rekannya hingga ia ditemukan oleh KM Indo Maya. Besok (Kamis) rencananya Lahuddu akan dibawa ke Puskesmas Tanjung Batu untuk menjalani pemeriksaan medis," ungkap Puji Suyanto.
Perahu nelayan itu tenggelam lanjut Puji Suyanto akibat diterjang gelombang dan angin kencang saat mereka tengah menebar pukat di perairan Tawau, Malaysia. "Perahu mereka karam saat menebar pukat di perairan Tawau akibat dihempas angin kencang," ujar Puji Suyanto.
Sementara, Lahuddu yang mengaku tinggal di Tawau, Malaysia, bersama rekannya hendak menebar pukat di sektar perairan Tawau di perbatasan Sungai Nyamuk.
"Saat itu memang cuaca tidak menentu dan tiba-tiba perahu kami diterjang angin kencang dan langsung miring ke kanan lalu terbalik. Sampai sekarang, saya tidak tahu bagaimana nasib ketiga rekan saya dankami terpisah satu malam setelah kapal terbalik," ungkap Lahuddu.