REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Bashar al-Assad mengatakan pihaknya akan memenuhi rencana untuk menghancurkan persediaan senjata kimia.
Akan tetapi, butuh waktu satu tahun untuk menghancurkan persediaan tersebut. Dalam wawancara di Fox News TV, Assad kembali membantah pasukannya bertanggungjawab terhadap serangan senjata kimia di dekat Damaskus pada 21 Agustus.
Pelucutan senjata Suriah merupakan rencana yang disepakati antara AS dan Rusia akhir pekan lalu. Menurut Assad, menghancurkan senjata kimia merupakan operasi yang secara teknis rumit.
"Itu butuh banyak uang, beberapa perkiraan sekitar satu miliar," ujarnya dilansir BBC, Kamis (19/9).
Penghancuran tersebut dinilai Assad butuh jadwal yang tepat. "Itu butuh satu tahun atau mungkin lebih," ujarnya. Presiden Assad juga bersedia menyerahkan senjata kimia ke AS.
"Ini butuh sekitar satu miliar. (Menghancurkan senjata kimia) ini sangat merugikan lingkungan. Jika pemerintah Amerika siap untuk membayar uang ini dan menanggung tanggung jawab membawa bahan beracun ke Amerika Serikat, mengapa mereka tidak melakukannya," terang Assad.
Dia juga mengkritik sikap Amerika dalam krisis Suriah. Berbeda dengan Rusia, kata dia, Washington mencoba terlibat dalam kepemimpinan Suriah dan pemerintahan. Dia menekan jika ada saling menghormati, tidak akan ada masalah.
Setelah pembicaraan di Suriah, Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan Presiden Assad sangat serius tentang rencana pelucutan senjata.
Dalam perang Suriah yang terjadi sejak 2011, lebih dari 100 ribu orang tewas. Jutaan orang harus mengungsi.