REPUBLIKA.CO.ID,Juan Domingo Peron (lahir di Lobos, 8 Oktober 1895 – meninggal di Olivos, 1 Juli 1974 pada umur 78 tahun) adalah jenderal dan politikus Argentina. Ia terpilih untuk tiga kali masa jabatan sebagai Presiden Argentina (1946-1955 dan 1973-1974. Peron dan istrinya, Eva begitu populer di kalangan rakyat Argentina. Ia adalah tokoh Amerika Latin yang terkemuka pada abad ke-20, dan telah membawa banyak perubahan penting dalam arena politik negaranya.
Sebagai presiden, ia telah berusaha kearah pro-buruh, pengindustrian negara, polisi pro- nasionalisme, dibantu oleh isteri keduanya Evita Peron, yang telah menjadi pengaruh informal dalam polisi kerajaannya. Dasar-dasar ini telah diberi nama Peronisme, yaitu satu paham yang telah digunakan oleh pemimpin-pemimpin lain di Argentina dan juga negara-negara membangun lain seperti Malaysia. Dalam melaksanakan program pro-nasionalismenya, beliau telah membeli balik serikat-serikat milik asing dari pihak-pihak seperti Inggris dan Amerika. Ia dianggap sebagai agen pembaharuan di negara ini kerana mengalihkan tumpuan ekonomi dari pertanian ke sektor perindustrian.
Peron juga terkenal karena memberikan hak pilih kepada golongan wanita. Namun, ia dikecam hebat karena beberapa tindakan yang tidak beretika. Antara lain, ia telah mengubah lembagaan negara supaya ia boleh dipilih semula sebagai Presiden dan membuang para hakim yang menentangnya. Oleh itu, pada awal 1950-an ia telah dipilih semula sebagai Presiden untuk kedua kalinya. Di samping itu ia mengekalkan kuasanya dengan mengamalkan sistem otoriter di negara ini.
Kematian isterinya yang tercinta pada 1952 telah memberi akibat kepadanya. Evita merupakan penasihat serta pengaruh yang penting dalam kehidupannya. Ia mulai membuat beberapa kesalahan dalam kerjayanya. Satu kesalahan yang utama ialah memberi hak kepada Standard Oil (atau sekarang dikenali sebagai ESSO) sebuah perusahaan dari Amerika Serikat untuk mengekploitasikan minyak di Argentina.
Pada hari ini di 1955, Peron diberhentikan dan diasingkan setelah militer melakukan kudeta pemerintahannya. Pengasingan selama 18 tahun tidak melunturkan pengaruhnya di kalangan rakyat. Pada tahun 1973, yaitu pada usia lebih 70 tahun, Perón terpilih kembali sebagai Presiden Argentina untuk periode yang ketiga kalinya. Dalam satu strategi politik, ia menamakan isterinya, Isabel Martínez de Perón, sebagai deputi presiden. Ia meninggal di kantornya pada 1 Juni 1974 dan posisinya kemudian digantikan Isabel (istrinya).