Jumat 20 Sep 2013 14:52 WIB

BI Siap Hadapi Perubahan Lanskap Ekonomi

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan akan mengambil sejumlah langkah kebijakan moneter untuk mengantisipasi perubahan lanskap pertumbuhan ekonomi. Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan Indonesia harus memanfaatkan waktu penundaan stimulus bank sentral Amerika Serikat (AS) the Federal Reserve untuk melakukan pembenahan baik di aspek moneter maupun fiskal. "Kita jangan tunda langkah reformasi struktural," ujar Agus saat ditemui di kompleks perkantoran BI, Jumat (20/9).

Ekonomi dunia saat ini tengah mengalami perubahan. Secara bertahap perubahan akan terjadi dengan membaiknya ekonomi di negara maju dan tertekannya pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Agus mengungkapkan Indonesia harus memanfaatkan waktu penundaan penarikan stimulus oleh the Fed dengan melakukan reformasi dan perbaikan.

Agus mengakui selama 1,5 tahun ini BI telah mempersiapkan diri. Bagaimanapun juga the Fed akan menarik stimulusnya yang telah dikucurkan sepanjang empat tahun terakhir. Quantitative easing (QE) yang dimulai pada 2009 tersebut merupakan era dana murah yang dipakai negara berkembang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Terbukti, ekonomi negara berkembang tumbuh pesat. Indonesia sendiri selalu tumbuh di atas enam persen.

Membaiknya ekonomi negara maju akan meningkatkan suku bunga di negara tersebut. Dampaknya akan terasa di negara berkembang. "Untuk negara berkembang, terutama yang memiliki neraca pembayaran dan neraca perdagangan yang kurang sehat, akan mendapat tekanan lebih tinggi," kata Agus.

Yang perlu segera dilakukan baik pemerintah maupun pemangku kepentingan lain adalah dengan mempercepat pembangunan infrastruktur, memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan ekspor. Regulator juga didorong untuk memmperbaiki koordinasi pusat dan daerah dan memperbaiki investasi untuk penyediaan lapangan kerja, ekspor dan pembangunan industri hulu yang selama ini cukup membuat impor membengkak.

BI dan pemerintah telah melakukan rapat koordinasi untuk membicarakan sejumlah kebijakan untuk perbaikan ekonomi ke depan. Regulator juga masih akan melakukan pertemuan lain untuk membicarakan perbaikan defisit transaksi berjalan dan koordinasi untuk memperbaiki kualitas aset. "BI terus koordinasi dengan pemerintah dan DPR untuk meyakini kita bisa mempersiapkan diri dengan baik," kata Agus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement