REPUBLIKA.CO.ID,DEN HAAG--Dokumen senjata kimia Suriah akhirnya sampai juga ditangan organisasi pemantau OPWC (Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons). Dokumen itu berisi rincian stok senjata kimia dan lokasi gudang senjata kimia Suriah versi pemerintah.
"Kami telah menerima sejumlah dokumen guna diverifikasi lebih lanjut. Kami berharap (pemerintah Suriah mengirim) dokumen lainnya, segera," kata satu juru bicara OPWC, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (21/9).
Sabtu kemarin adalah tenggat akhir untuk pemerintah Suriah mengirimkan dokumen senjata kimianya. Namun tenggat akhir ini kelihatannya akan terlewati karena Suriah baru mengirimkan sebagian dokumennya. Padahal mereka sepakat untuk mengirim seluruh dokumen yang berisi aset-aset senjata kimia.
Melesetnya tenggat waktu Suriah itu akan berakibat pada keputusan Dewan Keamanan PBB. Karena DK PBB pekan depan akan bertemu membahas nasib Suriah. Apakah DK setuju dengan usulan AS untuk menyerang AS.Atau usulan DK itu akan kena veto Rusia dan Cina, yang menolak terang-terangan skenario perang AS terhadap Rusia.
Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, mengajukan usulan lain. Cina ingin diadakan suatu konferensi damai di Jenewa membahas nasib Suriah dan pengungsinya. "Secepatnya harus ada konferensi itu," kata Wang.
Ia menegaskan, jalan keluar terbaik bagi Suriah hanyalah jalan politik, bukan jalan perang. Pemerintah Cina, katanya, mendukung langkah-langkah untuk menghancurkan senjata kimia Suriah.
OPWC, lembaga yang didukung PBB untuk menganalisis persenjataan kimia Suriah, saat ini tengah mempelajari dokumen berharga tersebut.
Sebanyak 41 anggota Dewan Eksekutif OPWC akan bertemu pekan depan membahas hasil kajian mereka atas dokumen itu. Satu diplomat PBB mengatakan, pemerintahan Presiden Bashar al-Assad mengirim dokumen sensitif itu pada Kamis. "Dokumennya cukup tebal," kata si pejabat.