REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Manajemen Persema Malang menyerahkan nasib tim berjuluk Laskar Ken Arok itu ke Pengurus Cabang Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Kota Malang, setelah banding atas sanksi diskualifikasinya tak juga membuahkan hasil.
"Kami sudah pasrah dan tidak akan ngotot lagi untuk tetap bertahan di kompetisi Indonesian Premier League (IPL) pada musim ini. Apalagi, Persema sudah lima kali tidak bertanding pada putaran II IPL yang saat ini masih berlangsung," tandas Asisten Manajer Persema Dito Arief, Ahad (22/9).
Pada putaran II IPL Persema sudah absen dalam lima pertandingan, masing-masing melawan Bontang FC (4/9), Persebaya 1927 (8/9), Jakarta FC, PSM Makassar, dan Persepam Manokwari (15/9).
Menurut dia, akan diserahkannya Persema ke Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI Kota Malang karena tim yang sebelumnya sebagai tim "pelat merah" itu posisinya melorot ke divisi tiga, setelah disanksi PSSI akibat membelot dari Indonesia Super League (ISL) ke IPL pasca-Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) 2010 di Malang.
Tim yang disanksi diskualifikasi biasanya akan turun tahta ke divisi utama, namun sebelum didiskualifikasi dari kompetisi IPL, Persema telah dijatuhi sanksi turun ke divisi tiga alias kompetisi amatir.
Dito menilai, kalau Persema berkompetisi di divisi III, kewenangan pengelolaan klub harus dikembalikan ke Pengcab PSSI Kota Malang. Jika sudah diserahkan ke Pengcab PSSI, secara otomatis Persema IPL resmi bubar.
Oleh karena itu, tegasnya, manajemen Persema saat ini sudah beranggapan kalau sudah tidak ada artinya lagi berharap kepastian banding yang telah dilayangkan ke Komisi Banding PSSI.
Menyinggung nasib pemain yang sampai saat ini masih terikat kontrak dengan Persema, Dito mengatakan, tergantung hasil pertemuan dengan Pengcab PSSI. Setelah ada kepastian, pemain bisa mencari klub baru, sehingga nasibnya tidak lagi terkatung-katung.
Mengenai gaji pemain dan pelatih yang beberapa bulan terakhir ini belum dibayarkan, Dito berjanji tetap memegang komitmen dan akan berupaya menyelesaikan tunggakan gaji tersebut.
"Salah satu upaya manajemen adalah mendesak konsorsium PT LPIS selaku operator IPL untuk memberikan bantuan dana, sebab pada awal kompetisi konsorsium menjanjikan subsidi pada klub yang bermain di kompetisi IPL," katanya, menegaskan.
Hampir seluruh pemain Persema meneken kontrak dengan durasi selama tujuh bulan sejak Februari hingga September 2013. Dari tujuh bulan kontrak tersebut, pemain baru menerima gaji dua bulan, sehingga gaji selama lima bulan belum diterima.
Sebelum Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) 2010, Persema berkompetisi di ajang ISL, namun pada laga kelima saat akan meladeni Arema Indonesia, Persema membelot ke kompetisi LPI yang digagas oleh salah seorang pengusaha besar di Tanah Air.
Pada awal mengikuti kompetisi IPL, kondisi keuangan Persema tidak ada masalah karena mendapat kucuran dana dari konsorsium PT LPIS, namun memasuki tahun kedua kompetisi LPI, Persema mulai kesulitan keuangan dan akhirnya krisis finansial berkepanjangan.