REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perhubungan (Dishub) pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (jabar) membagikan sekitar 3.200 helm gratis kepada para pengendara, akhir pekan ini.
Pembagian ini guna menekan angka kecelakaan berkendara di Jabar dan juga sebagai bentuk sosialisasi berkendara yang aman dan nyaman. "Jabar bisa kondusif dengan perilaku safety riding," kata Kepala Dishub Jabar Dedi Taufik.
Ia mengatakan, sosialisasi ini juga dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2013.
Menurut Dedi, sosialisasi ini juga berkaitan dengan fenomena kecelakaan lalu lintas yang didominasi kendaraan roda dua. Untuk meminimalisasi resiko tersebut, pembagian helm gratis Standar Nasional Indonesia menjadi bukti kepedulian pemerintah dan masyarakat.
"Saya berharap masyarakat dapat memahami pentingnya arti berkendara yang aman. Pasalnya, kecelakaan terbesar disebabkan oleh faktor kelalaian manusia," katanya menjelaskan.
Faktor manusia, kata dia, menempati urutan teratas penyebab kecelakaan di jalan yakni sekitar 80 persen. Selain itu, faktor lainnya adalah faktor sarana prasarana dan faktor lingkungan menempati 20 persen penyebab kecelakaan.
Menurut Traffic Services Manager Tol Purbaleunyi, Andri Kustiawan, kecelakaan lalu lintas dari pengemudi kendaraan roda empat juga disebabkan faktor kelalaian manusia seperti mengantuk dan hilangnya konsentrasi.
Menurut dia, faktor konsentrasi yang buruk sering diabaikan oleh pengemudi.
"Pengemudi biasanya tidak fokus mengemudi misalnya bercanda dengan penumnpang, memainkan telepon genggam dan mengantuk," ujar Andri.
Pengemudi, kata dia, juga seringkali tak menjaga jarak dengan kendaraan lain. Adapun 20 persen sisanya karena faktor sarana prasarana seperti rem blong.
Untuk itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan meminta masyarakat untuk lebih waspada. Menurut dia, moda transportasi roda dua memang mendominasi tingginya angka korban kecelakaan lalu lintas.
Heryawan menduga ini karena perilaku manusia yang lalai dalam berkendara semisal tidak menggunakan sabuk pengaman, berkendara dengan kecepatan tinggi dan ugal-ugal di jalan.
"Sayangnya, kendaraan bermotor roda dua memang yang paling banyak dipakai masyarakat," kata dia.
Heryawan meminta seluruh lapisan masyarakat berpartisipasi dalam mensosialisasikan berkendara yang nyaman dan aman.
Heryawan juga meminta anggota keluarga untuk meningkatkan pengawasan kepada anak di bawah umur agar tidak menggunakan kendaraan bermotor di jalan raya.
"Komunitas klub motor bisa memberikan contoh berkendara yang aman kepada masyarakat," ujar Heryawan.