REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kuningan berharap semua pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Kuningan menerima hasil akhir rekapitulasi penghitungan suara pilkada.
Dia pun mengajak seluruh paslon untuk bersama-sama membangun Kabupaten Kuningan.
"Kami harapkan kedewasaan masing-masing paslon untuk menerima kemenangan dan kekalahan (dalam pilkada)," ujar Ketua KPU Kabupaten Kuningan, Endun Abdul Haq, kepada Republika, Sabtu (21/9).
Endun mengungkapkan, kesiapan dalam kemenangan maupun kekalahan itu sesuai dengan deklarasi damai yang pernah dinyatakan seluruh paslon sebelum pencoblosan berlangsung. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga kondusifitas di Kabupaten Kuningan.
Bagi paslon yang kalah, Endun menyatakan, kekalahan dalam pilkada bukan berarti akhir dari upaya untuk membangun Kabupaten Kuningan. Sedangkan bagi paslon yang menang, dia menegaskan, kemenangan itu berarti kepercayaan dari masyarakat.
"(Bagi yang menang) jangan lupa wujudkan janji-janji yang telah disampaikan saat masa kampanye," kata Endun menegaskan.
Namun, Endun pun mempersilakan kepada pihak paslon yang tidak puas terhadap hasil pilkada untuk menempuh proses selanjutnya. Pasalnya, itu merupakan hak setiap paslon.
"Tapi barangkali bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan silaturahmi, itu lebih baik agar situasi di masyarakat tetap kondusif," tutur Endun.
Seperti diketahui, dalam rapat pleno rekapitulasi hasil perhitungan suara yang digelar KPU pada Jumat (20/9), menyebutkan pasangan Utje CH Hamid Suganda-Acep Purnama (Utama) sebagai pemenang pilkada Kuningan. Pasangan nomor urut tiga yang diusung PDIP itu meraih 240.528 suara atau 44,99 persen.
Sementara posisi kedua ditempati pasangan nomor urut satu, yakni Momon Rochmana-Mamat Robby Suganda (Rochmat) dengan jumlah 199.653 suara (37,34 persen).
Posisi ketiga pasangan nomor urut dua, Kamdan-Elit Nurita Sari dengan jumlah 53.934 suara (10,09 persen), dan posisi keempat pasangan Zaenal Mustafa Affandi-Cartam Sulaeman dengan jumlah 20.195 suara (3,7 persen).
Namun, dalam rapat itu, saksi dari tiga paslon yang kalah memililih walk out. Mereka keberatan tidak adanya berita acara hasil perhitungan suara dari Kecamatan Cigandamekar. Merekapun meninggalkan ruang rapat sebelum dibacakannya laporan hasil rekapitulasi dari setiap kecamatan.
Selain hal tersebut, situasi rapat pleno juga sebelumnya dikhawatirkan akan memanas. Pasalnya, berdasarkan quick count yang dilakukan sejumlah lembaga, menyebutkan hasil yang berbeda.
Ada lembaga yang menyebutkan pasangan Utama sebagai pemenang, namun ada lembaga lain yang menyebutkan pasangan Rohmat yang justru meraih suara terbanyak.
Namun, hasil yang sesungguhnya ditentukan dalam rapat pleno KPU Kabupaten Kuningan. Karenanya, rapat pleno yang diselenggarakan di Kuningan Islamic Center pun dijaga ketat aparat kepolisian.
Penjagaan ketat polisi itu sudah dilakukan sejak pintu masuk area Islamic Center. Polisi dari Detasemen B berjaga-jaga di pintu masuk. Kendaraan barakuda pun disiagakan untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan.