REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delapan belas kilogram emas raib usai dirampok dari empat toko yang terjadi hanya dalam kurun waktu enam hari di wilayah Sumatra Utara (Sumut) pada pekan lalu. Muncul beragam dugaan terkait dalang dari aksi yang dilengkapi senjata api ini. Tak terkecuali adanya upaya pengumpulan dana untuk aksi teror (Fa’i) dari kelompok teroris atas empat kasus tersebut.
Pengamat pergerakan teroris Indonesia, Al Chaidar mengatakan, perampokan masif ini terjadi tak setelah empat terpidana teroris lari dari Lapas Tanjung Gusta, Medan akhir Juli lalu. Dari seluruhnya tiga sudah diringkus kembali sedangkan satu diantara mereka yang dikenal paling berbahaya belum tertangkap.
Fadly Sadama, gembong teroris yang gemar mengumpulkan dana melalui bisnis Narkoba dan perampokan bersenjata ini masih buron. Tak menutup kemungkinan, Fadly berhasil mengumpulkan kembali kelompoknya dan melakukan rangkaian aksi perampokan di Sumut. “Ya, kemungkinan memang kelompok teroris yang lepas dari Tanjung Gusta,” kata dia ketika dihubungi ROL, Ahad (22/9).
Ia mengatakan, dari modus perampokan yang dilakukan secara berkelompok plus melengkapi diri dengan senjata api, diduga kuat jaringan teroris pelakunya. Namun menurut dia, tentunya perlu penyelidikan mendalam terkait dugaan ini. Hasil penyelidikan, kata dia, dapat memberikan ulasan jelas dari kronologi rangkaian perampokan tersebut. Meskipun karakter perampokan nyaris sama dengan yang biasa dilakukan oleh kelompok teroris, semua masih perlu pendalaman. “Polisi harus segera ungkap dilihat dari ciri-ciri pelakunya,” kata dia.
Sebelumnya, empat toko emas di Sumut dirampok oleh kelompok bersenjata. Total kerugian dari aksi kriminal yang dimulai Jumat (13/9) lalu itu mencapai miliaran rupiah. Modus para perampok serupa sehingga mengarahkan dugaan, mereka kelompok yang sama. Mereka mendatangi toko emas yang berada di pinggir jalan, lalu langsung memberondong etalase toko emas dengan tembakan. Seluruh emas lalu digasak dalam rentetan kejadian yang terjadi siang hari bolong ini.
Sementara itu, kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. Sehingga segala dugaan terkait siapa pelaku masih perlu didalami. Kabid Humas Polda Sumut Kombes Heru Prakoso mengatakan, 12 tim dari Polda, Polresta Medan, dan Polres Batubara dibentuk untuk memburu para pelaku.