REPUBLIKA.CO.ID, JINAN -- Pengadilan di Cina akhirnya menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada mantan politisi Bo Xilai. Hukuman ini pun mengakhiri karier salah satu politisi dan pejabat paling bersinar di Cina yang dituduh melakukan korupsi.
Mantan anggota Politbiro ini mendapat hukuman seumur hidup terkait penyuapan. Sementara untuk kasus penggelapan, ia dijatuhi hukuman selama tujuh tahun dan penyalahgunaan kekuasaan hingga 15 tahun, Ahad (22/9).
Tak hanya itu, seluruh harta yang ia miliki juga disita. Kasus ini mencuat ketika sang istri dituduh meracuni rekan bisnis yang juga warga negara Inggris, Neil Heywood akhir 2011 lalu. Bo Xilai tetap menolak segala tuduhan yang dibebankan kepada dirinya.
Dikutip dari, BBC, Pengadilan Rakyat di Jinan, Shandong menjatuhkan hukuman seumur hidup. Hakim mengatakan ia telah merusak kepentingan nasional dan kepentingan rakyat.
Apalagi ia menggunakan posisinya untuk menerima suap sebesar 20 juta Yuan. Jaksa menambahkan Bo menerima suap sebesar 160 ribu dolar dari sebuah proyek rahasia pemerintah ketika menjadi Walikota Dalian.
Namun, satu hal yang perlu diketahui, pengadilan tak mampu membuktikan tuduhan ini. Bo juga dituduh menyalahgunakan kekuasaan dengan menggunakan posisi dia menutupi kejahatan sang istri Gu Kailai.
Bo menepis kesaksian dua saksi utama, bahkan menyebut pernyataan sang istri sebagai saksi sangat konyol. Serta kesaksian Mantan Kepala Polisi Wang Lijun penuh dengan kebohongan dan penipuan.
Hakim dalam persidangan ini juga menolak klaim yang Bo katakan bahwa ia mendapat tekanan dalam interogasi berupa penyiksaan. Dalam 10 hari ke depan, ia memiliki hak untuk mengajukan banding atas hukuman.
Hanya saja, wartawan yang berada di persidangan meyakini tindakan banding hanya sia-sia belaka. Selama persidangan, Bo melakukan tindakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya merilis rincian proses peradilan pada perusahaan mikroblog, Weiboo.
Tak hanya itu untuk pertama kalinya sidang pengadilan tokoh politik dilakukan secara terbuka. Meski begitu banyak yang menilai persidangan melawan Bo penuh dengan nuansa politik persaingan.