REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Winger Ilham Udin Armaiyn menjadi penentu kemenangan tim nasional U-19 pada babak adu penalti melawan Vietnam di partai final Piala AFF U-19, Ahad (23/9) malam. Maju sebagai algojo kesembilan Indonesia, pemain kelahiran Lelei, Maluku Utara itu sukses menjebol gawang Vietnam dan memastikan Indonesia keluar sebagai juara.
Seluruh suporter di Stadion Gelora Delta Sidoarjo begitu tegang malam itu. Begitu juga dengan Ilham. Maklum, harapan seluruh pecinta sepak bola Indonesia untuk mengakhiri puasa gelar selama 22 tahun, ada di pundaknya.
Ilam pun melangkahkan kakinya dari tengah lapangan setelah kiper timnas U-19 Ravi Murdianto berhasil menepis tendangan Pham Duc Huy. "Jujur sangat gugup. Kaki saya terasa berat saat melangkah," ungkap Ilham.
Setelah sampai di titik putih, ia diam sejenak usai mengambil ancang-ancang tendangan kaki kiri. Ia kemudian melepaskan tendangan mendatar ke sisi kanan gawang kiper Vietnam, Le Van Truong. Sempat lebih dulu membentur mistar, bola akhirnya bersarang di dalam gawang.
Suasana pun pecah seketika. Seluruh suporter di stadion, bahkan di segala penjuru Indonesia bersorak sorai. Sebelum melepaskan tendangan, Ilham mengaku sempat membayangkan wajah ibunya untuk memotivasi diri.
"Gol dan kemenangan ini saya persembahkan untuk ibu yang sudah berjuang keras membesarkan saya seorang diri. Tentunya juga untuk bangsa Indonesia," ujar Ilham.
Kisah kehidupan Ilham memang cukup dramatis. Sejak usia sembilan tahun. Ia harus hidup tanpa kasih sayang seorang ayah. Namun meninggalnya sang ayah tercinta tak lantas membuatnya menjadi pribadi yang lembek. Ia justru semakin tegar mengejar cita-citanya menjadi pesepak bola andal. "Ibu segalanya bagi saya," tutur dia.