REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Pramono Edhie Wibowo mengungkap pencekalan terhadap anggota militer Indonesia untuk memasuki Amerika Serikat (AS) tidak hanya dialami petinggi militer saja. Menurut dia, hampir semua perwira Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mengalaminya.
"Jadi dulu waktu saya menjabat Danjen Kopassus (tahun 2008), hampir semua perwira Kopassus) dilarang masuk Amerika Serikat. Saya heran, mereka prajurit baru belum pernah dapat penugasan di Timor, baru lulus, kok ga boleh," kata Pramono di Jakarta, Senin (23/9).
Karena memiliki tanggung jawab sebagai pimpinan, Pramono mengaku turun tangan langsung mengatasi hambatan tersebut. Saat Panglima Pacific Command melakukan kunjungan ke Indonesia, Pramono melakukan upaya diplomasi.
"Saya sampaikan pada dia, kalau perwira muda saya tidak bisa masuk ke Amerika saya juga tidak mengizinkan Panglima Pacific datang ke Cijantung . Akhirnya di situ baru dibuka hubungan baik," ungkap Pramono.
Bagi perwira militer, lanjut Pramono, melakukan kunjungan dan pendidikan untuk perbandingan ke negara lain sangat penting. Karena selain mendapatkan tambahan ilmu, perwira juga diberikan kesempatan menjalin komunikasi yang sifatnya lebih global. Apalagi dalam membangun dan menciptakan pertahanan internasional.
Pramono sendiri mengaku meski belum mengunjungi jantung ibu kota Amerika Serikat, ia telah berkesempatan menjejakkan kaki di Hawaii. Menurutnya, dia tidak memiliki masalah masuk ke AS.
"Saya tidak ada permasalahan untuk masuk ke Amerika, pada saat 2010 bahkan keluarga saya ditawari visa lima tahun. Karena saya sedang aktif sebagai Pangdam III Siliwangi, jadi saya tidak bisa berkunjung ke sana," ujarnya.
Terkait beberapa mantan pejabat militer yang masih dilarang masuk ke Amerika Serikat, seperti mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto, peserta konvensi Partai Demokrat itu punya pandangan lain. "Harus dilihat kasusnya, apakah perseorangan yang dilarang, atau sekelompok orang. Tapi harus punya kesetaraan dan saling menghargai," ujarnya.