Senin 23 Sep 2013 20:51 WIB

Lurah Srengseng Sawah Diminta Tindak Oknum Penarik Pungli

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Djibril Muhammad
Kapolwil Kediri Kombes Pol Heru Purwanto (kiri) dan Kapolresta Kediri AKBP Dedi Prasetya (kanan) menunjukkan pin anti pungutan liar (pungli) di Mapolresta Kediri, Jawa Timur, Kamis (5/2).
Foto: Antara
Kapolwil Kediri Kombes Pol Heru Purwanto (kiri) dan Kapolresta Kediri AKBP Dedi Prasetya (kanan) menunjukkan pin anti pungutan liar (pungli) di Mapolresta Kediri, Jawa Timur, Kamis (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Lurah Srengseng Sawah Tubagus Masruri menindak tegas oknum di kelurahannya yang menarik pungutan liar pada warga.

Ida mengatakan, lurah tidak boleh berkilah bila ternyata oknum yang menarik pungutan liar tersebut adalah calo. Sebab, kata dia, selain pegawai kelurahan, seharusnya tidak boleh ada orang lain yang berkeliaran di lingkungan kantor kelurahan.

"Kita tidak mau dengar alasan bahwa itu adalah calo. Lurah harusnya tahu siapa saja orang yang sering berada di kantor kelurahan," ujarnya ketika dihubungi, Senin (23/9).

Dia juga mengatakan, apabila di kemudian hari ternyata lurahnya juga ikut terlibat, maka yang bersangkutan akan segera dicopot.

Menurut dia, meski lurah di Jakarta saat ini sudah merupakan hasil lelang, tidak menutup kemungkinan masih adanya paraktik pungutan liar pada warga. Oleh sebab itu, dia juga meminta kepada warga untuk aktif melapor kepada petugas apabila menemukan praktik kotor tersebut.

"Karena seringkali dalam kunjungan Komisi A ke kelurahan, kita lihat sih semuanya baik-baik saja. Makanya kita perlu bantuan warga untuk mengawasi," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement