Selasa 24 Sep 2013 19:09 WIB

Warga Tasmania Salah Satu Korban Penyerangan Mal di Nairobi

Red:
Ross Langdon dan pasangannya Elif Yavuz, korban penyerangan Mall di Nairobi, Kenya
Ross Langdon dan pasangannya Elif Yavuz, korban penyerangan Mall di Nairobi, Kenya

NAIROBI -- Warga Tasmania yang tewas dalam peristiwa pengepungan di pusat perbelanjaan Nairobi, Kenya dikenang sebagai pemimpin yang inspiratif dan mempunyai talenta.

Ross Langdon, 33 tahun dan pasangannya hamil Elif Yavuz warga Belanda tewas saat kompleks perbelanjaan di Westgate, Nairobi diserbu oleh kelompok militan pada Sabtu (21/9) lalu.

Langdon kelahiran Nubeena, sebelah tenggara Tasmania dan belajar di Universitas Tasmania sebelum berpindah ke negara bagian lain.

Dia kemudian lulus dari Universitas Sydney.

Dalam beberapa tahun terakhir, Langdon fokus mengerjakan proyek berkelanjutan di Uganda, Rwanda dan Tanzania. Langdon juga menyumbangkan waktu dan keahliannya menjadi sukarelawan untuk membangun sebuah rumah sakit AIDS di Kenya.

Kerabat keluarga Langdon, Peter Adams mengenang kalau dia masih bisa berkontribusi banyak. “Dia seorang yang langka di dunia ini dan dia menginspirasi kita melihat dunia d [removed][removed] engan talentanya dan kerendahan hati serta  terus berjuang menjadi manusia yang layak dan membawa kebaikan kepada dunia,” kenang Adam.

Adam juga bercerita kalau Landon pernah menjadi saksi saat pembantaian di Port Arthur pada 1996. "Dia tidak menyerah kendati banyak orang bisa putus asa," ungkapnya.

Dalam sebuah pernyataan, kolega lainnya Ben Milbourne mengatakan :

"Kami sangat sedih kehilangan tragis seorang teman dan kolega kami Ross Langdon dan pasangannya Elif Yavuz.”

Langdon dan pasangannya semestinya sedang menunggu kelahiran putri pertama mereka dua pekan mendatang. “Dia mencintai pekerjaannya, dengan kepercayaan diri, dia senang bisa berada di tengah dunia, dia mencintai pasangannya dan dia akan sangat mencintai anaknya.”

Sedangkan pasangan Langdon, Yavuz lulusan Harvard dengan spesialisasi kebijakan kesehatan masyarakat. Dia berkeja untuk Clinton Foundation, sebagai peneliti vaksin senior di Tanzania.

Mantan Presiden AS, Bill Clinton, menyampaikan kalau keluarganya dan seluruh staf terkejut atas peristiwa kematiannya. Dalam sebuah pernyataan Clinton menulis:

“Eliv mengabdikan dirinya menolong orang lain, khususnya masyarakat di negara berkembang yang menderita karena malaria dan HIV/AID.”

Suasana di Parlemen Tasmania muram saat Ketua Menteri Lara Giddings menyatakan belasungkawa.

“Langdon dan Yavuz mereka berdua sangat dihargai dan dihormati sebagai orang yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk membuat perbedaan di dunia melalui pekerjaan mereka di negara-negara berkembang, " ungkapnya.

“Dunia telah kehilangan dua orang terbaiknya yang banyak berkontribusi.”

Pimpinan partai Hijau Nick McKim juga menyatakan simpati.

The Australian Institute of Architects memuji Langdon sebagai orang berbakat yang kehadirannya bakal dikenang semua orang yang mengenalnya .

Wakil Rektor Universitas Tasmania Peter Rathjen juga menyampaikan simpati kepada keluarga Langdon.

Sementara itu di lokasi kejadian, Pemerintah Kenya memastikan pasukan khusus sudah berhasil mengambil alih kontrol pusat perbelanjaan yang dikuasai oleh kelompok militan bersenjata dan mengakibatkan 62 korban tewas.

Tembakan secara sporadis masih terdengar di lokasi kejadian dimana satu atau dua orang dari kelompok militan masih bertahan di sana memberi perlawanan terhadap pasukan khusus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement