REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH--Sosok kuat yang lama berkuasa di Kamboja, Hun Sen, mengawali lagi periode lima tahun sebagai perdana menteri pada Selasa (24/9). Ia mendeklarasikan kemenangannya sebagai 'bersejarah' terlepas tudingan pemilu yang curang, protes massal dan boikot di Parlemen oleh kubu oposisi.
Para legislator partai mengangkat Hun Sen sebagai perdana menteri negara itu dalam pemungutan suara di Parlemen yang diboikot oleh oposisi. Hun Sen, yang secara virtual tidak tergoyahkan selama tiga dekade, mengambil sumpah jabatan bersama anggota Kabinet di depan Raja Norodom Sihamoni, di Istana Kerajaan, pada Selasa.
Sementara sejumlah 55 anggota legislatif dari kubu oposisi tidak menghadiri sesi pembukaan Parlemen pada Senin dan juga pada Selasa. Sikap itu sebagai protes terhadap pemilu negara pada Juli yang dianggap penuh kecurangan.
Kondisi itu membuat Parlemen hanya diisi 68 legislator dari partai berkuasa saat pemilihan Hun Sen sebagai perdana menteri.
Pemimpin oposisi, Sam Rainsy menyatakan ia akan mengumumkan langkah partai selanjutnya pada Rabu. Ia menyebut pengangkatan kembali Hun Sen adalah bentuk kudeta terhadap konstitusi.