REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Partai Demokrat akan merugi jika tetap bersikukuh menunjuk Ruhut Sitompul sebagai Ketua Komisi III DPR.
"Itu justru menunjukkan Demokrat mau menang sendiri, tidak terbuka terhadap kritik, tidak terbuka menerima masukan pihak lain," kata pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang, Teguh Yuwono di Semarang, Rabu (25/9).
Ia menilai, penolakan fraksi lain terhadap penunjukan Ruhut bisa dimaklumi. Karenanya, penolakan itu harusnya diterima dengan baik oleh Demokrat.
Menurutnya, masalah sekarang ini terletak pada Demokrat, bukan Ruhut. Sebab, Demokrat tetap saja bersikeras menunjuk Ruhut meski mendapatkan reaksi penolakan.
"Intinya sebenarnya kebijakan Demokrat. Seharusnya tidak perlu membawa konflik internal ke DPR, cukup diselesaikan di ranah partai," katanya.
Ia menjelaskan, persoalan itu sebenarnya merupakan imbas konflik antara Anas Urbaningrum dengan kubu Cikeas terkait pendirian ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI). Sehingga orang-orang Anas diganti.
Teguh mengatakan persoalannya semakin berlarut karena Demokrat tetap bersikukuh menunjuk Ruhut yang dinilai kontroversial meski mendapatkan penolakan.
"Saya rasa Demokrat harus rapat lagi untuk membahas alternatif lain pengganti Ruhut. Demokrat juga punya banyak kader-kader lain yang bisa ditunjuk sebagai Ketua Komisi III. Apakah harus Ruhut?" katanya.
Mempertahankan Ruhut, lanjut dia, malah bisa berdampak pada menurunnya elektabilitas terkait pemilu 2014.