REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Perundingan nuklir Iran mungkin dimulai kembali di Jenewa pada Oktober. Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri Swiss pada Selasa waktu setempat dalam wawancara dengan radio publik Swiss.
"Ada kemungkinan bahwa dialog dilanjutkan di Jenewa sejak Oktober," kata Didier Burkhalter, yang negaranya mewakili kepentingan Amerika Serikat di Iran.
Pertemuan itu akan dilakukan antar-"juru runding" program nuklir Iran, dan semua pihak yang terlibat akan hadir, kata Burkhalter, yang berbicara dari New York selama pertemuan tahunan Majelis Umum PBB.
Negosiasi akan dilakukan antara Iran dan yang disebut sebagai kelompok P5+1 yang terdiri dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu Inggris, Cina, Prancis, Russia dan Amerika Serikat ditambah Jerman.
Burkhalter mengatakan ia telah bertemu Menteri Luar Negeri baru Iran Mohammad Javad Zarif dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton di New York.
Ia mengatakan Swiss menyediakan "saluran komunikasi" antara Washington dan Teheran.
Ashton, yang memimpin pembicaraan antara P5+1 dan Iran, Senin, mengatakan ia akan bertemu Zarif di Jenewa pada bulan Oktober untuk putaran pertama pembicaraan itu sejak terpilihnya Presiden baru Hassan Rowhani.
Putaran terakhir perundingan diadakan pada awal bulan April di Almaty. Beberapa hari terakhir sempat muncul spekulasi jika Rowhani akan bertemu dengan timpalannya dari Amerika Serikat Barack Obama di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB.
Amerika Serikat, yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran, tidak menanggapi kabar tentang prospek pertemuan itu.
Namun, diplomat kedua negara akan melakukan interaksi bersejarah saat mereka ambil bagian dalam pembicaraan mengenai program nuklir Iran itu.