REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK-- Banjir mengepung sebuah kawasan industri di sebelah timur laut Bangkok, Kamis (26/9) menambah kekhawatiran terulangnya banjir 2011 yang memporak-porandakan Thailand. Hanya saja direktur kawasan industri tersebut meyakini air tidak akan membanjiri kawasan.
Banjir 2011 menewaskan lebih dari 800 orang di seluruh negeri, mengganggu jalannya industri dan memotong pertumbuhan ekonomi hingga 0,1 persen. Mengingat Thailand menjadi pemasok besar barang elektronik, hard disk dan bagian-bagian mobil, pasokan internasional juga ikut terganggu akibat banjir.
Pemerintah telah menegaskan banjir 2011 tidak akan terulang, karena hujan telah berkurang dan bendungan tidak sepenuh sebelumnya. Kawasan Industri 304 berada di Provinsi Prachin Buri, 135 km (84 mil) sebelah timur laut Bangkok, memiliki 110 pabrik, yang kebanyakan adalah milik Jepang.
Media mengatakan air telah masuki kawasan Sungai Prachin Buri, 8 km (5 mil), meluap pada Rabu (26/9), setelah hujan lebat, tetapi seorang pejabat senior membantah hal itu.
"Luapan air mempengaruhi penduduk desa yang tinggal di tepi sungai, namun belum ada dampak pada kawasan industri kami. Pada titik tertinggi, kami berada 22 meter di atas permukaan laut," kata Wakil Presiden Eksekutif Kawasan Industri 304 Poolsak Sutanthavibul.
"Beberapa media lokal menggunakan foto jalan-jalan yang tergenang dekat kawasan dua hari lalu, tetapi air tersebut telah dipompa keluar. Halaman utama pemberitaan telah mempengaruhi kepercayaan beberapa perusahaan yang ada di sini," katanya.
Pada situs internet kawasan industri tersebut menyebutkan bahwa daerahnya merupakan zona aman yang terlindungi dari banjir bandang. Beberapa perusahaan yang beroperasi di sana adalah Toshiba Semiconductor (Thailand) Co Ltd, Hitachi Global Storage Technologies (Thailand) Ltd, Canon (Thailand) Co Ltd dan Berli Jucker Public Co Ltd.
Berli Jucker, sebuah perusahaan perdagangan yang dikendalikan oleh miliader Thailand, Charoen Sirivadhanabhakdi, mengatakan pabrik kertas tisunya di kawasan tersebut beroperasi seperti biasa. "Skenario terburuk adalah bahwa jalan-jalan akan kebanjiran, yang dapat mempengaruhi pasokan bahan baku untuk pabrik kami dan distribusi kami," kata Asisten Wakil Presiden untuk Hubungan Investor Metinee Issrachinda.
Lebih dari satu juta orang yang tinggal di 27 dari 77 provinsi Thailand telah terkena dampak banjir tahun ini dan sembilan orang telah meninggal. Prachin Buri merupakan propinsi yang paling parah dengan lebih dari 8.000 rumah tangga yang terkena dampak banjir, menurut Departemen Pencegahan Bencana dan Mitigasi.