Kamis 26 Sep 2013 21:27 WIB

Lelang Jabatan Dirjen PAS, Calon Dicecar Soal Rekam Jejak

Apel pagi di Kompleks Direktorat Jendral PAS
Foto: DITJENPAS.GO.ID
Apel pagi di Kompleks Direktorat Jendral PAS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebanyak tujuh calon Direktur Jenderal Pemasyarakatan yang menjalani tes wawancara terbuka banyak dicecar pertanyaan seputar rekam jejak mereka dari mulai meniti karier hingga saat ini. Pada tes wawancara hari pertama, Panitia Seleksi mewawancara tujuh kandidat antara lain Adrianus Eliasta Meliala, Y. Ambeg Paramarta, Moohammad Ghazalie, Rusdianto, F. Haru Tamtomo, Yon Suharyono, dan Handoyo Sudrajat.

Salah satu calon, Kakanwil Kemenkumham Bengkulu Yon Suharyono, dicecar terkait catatannya yang pernah menerima gratifikasi saat menjabat sebagai Kepala Lapas Ciamis, Jawa Barat, dan Lapas Medan, Sumatera Utara. "Iya dulu kadang-kadang menerima saat sebagai kepala lapas, paling besar Rp5 juta. Kondisi saat itu tidak sekencang sekarang. Tetapi itu bagian dari masa lalu, ke depan kami memperbaiki," jawab Yon.

Ia juga banyak ditanya seputar daftar kekayaannya seperti kepemilikan tanah di atas seribu hektar hingga biaya pernikahan anaknya. "Tanah itu warisan atas nama istri saya," tambah Yon yang mencetuskan ide penggunaan kartu di lapas untuk menghindari peredaran uang bebas.

Sementara itu, Kepala Kanwil Sulawesi Selatan, F. Haru Tamtomo dimintai penjelasan rekam jejaknya ketika pernah mengawal narapidana namun tidak sampai ke tempat tujuan. Haru menjelaskan kronologis kejadian yang terjadi pada tahun 1984 saat ia baru mengawali tugasnya di lapas.

"Itu adalah kekeliruan saya dalam bertugas yang efeknya luar biasa hingga saat ini. Sekarang saya jadi lebih waspada termasuk kepada bawahan agar tidak terjadi lagi," ujar Haru yang selalu mengembalikan honor yang diterima kepada bendaharanya untuk dikelola lagi.

"Honor yang saya terima diluar gaji selalu saya titip untuk disimpan untuk kegiatan tertentu yang bersifat non dinas. Misal acara gerak jalan, lalu dibelikan untuk doorprize," jelasnya. Dalam misinya, Haru yang pernah mencanangkan program lapas anak ramah anak itu berencana membuat kluster di dalam setiap wilayah dengan salah satu lapas menjadi induknya. "Lapas induk itu jadi rujukan bandar narkotika, pengedar, dan produsen," jelasnya.

Mengenai rekam jejak ini, sosiolog Imam Prasodjo menilai pelanggaran atau sikap tidak disiplin yang pernah dilakukan kandidat bukan berarti buruk. Menurut dia kejujuran kandidat untuk mengakui menjadi apresiasi dan satu sisi jadi penilaian sendiri.

"Itu jadi pertimbangan. Kesalahan masa lalu bisa memicu dia jadi hati-hati, bisa saja setelah itu dia jadi lebih bagus. Ada juga orang yang melakukan pelanggaran, malah menjadi efek kambuhan. Ini nanti yang dibahas saat rapat," jelasnya

Tes wawancara terhadap calon Direktur Pemasyarakatan ini dilanjutkan Jumat (27/9) besok dengan tiga calon lain yakni Makmun, Gunarso, dan I Wayan Sukerta dimulai pukul 08.30.

Panitia seleksi dipimpin oleh Wamenkum HAM Denny Indrayana dan anggota yang terdiri dari Rektor UIN Komaruddin Hidayat, Sosiolog Imam Prasodjo, ahli hukum tata negara Saldi Isra, dan mantan penasihat KPK Abdullah Hehamahua. Pihak internal terdiri dari Denny, Sekjen Bambang Rantam, Irjen Agus Sukiswo, Dirjen HAM Harkristuti Harkrisnowo.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement