REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Bandung memperkirakan energi yang mendorong terjadinya letusan Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara mulai melemah.
"Melemahnya energi ini dapat dilihat dari frekwensi gempa dalam dan dangkal yang terekam setiap periode enam jam. Jumlahnya terus menurun bila dibandingkan dengan kegempaan pada beberapa waktu lalu yang mencapai di atas seratus kali," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Farid Ruskanda Bina, Kamis.
Dia mengatakan, pada pukul 00.00 WITA hingga 06.00 WITA terekam satu kali gempa dalam, dan dua kali gempa embusan. Sementara pada pukul 12.00 WITA hingga pukul 18.00 WITA hanya terekam satu kali gempa vulkanik dangkal serta satu kali gempa embusan.
"Mudah-mudahan ini indikasi positif bahwa aktivitasnya sudah menurun. Tapi kami masih terus melakukan evaluasi untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan PVMBG Bandung," katanya.
Dia mengatakan, walaupun tren kegempaan terus menurun namun hingga kini status yang disandang masih siaga pada level III dengan radius bahaya 2,5 kilometer dari kawah.
"Kami mengharapkan rekomendasi yang diberikan tetap dipatuhi warga sampai statusnya diturunkan dan radius bahaya Gunung Lokon dicabut," katanya.
Gunung Lokon kembali meletus sejak Senin (9/9) hingga Kamis (12/9) dan melontarkan material debu vulkanik setinggi 2.500 meter, gunung ini terakhir meletus pada 22 Juli 2013 lalu.