REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar politik UIN Sunan Kalijaga, Ahmad Norma menilai Mahfud MD berpeluang mendorong terbentuknya poros tengah jilid II. Yaitu, dengan menyatukan partai berbasis Islam pada pemilu 2014.
"Sekarang bisa dengan mendorong Mahfud MD karena memiliki kharisma, personalitas kuat, kapasitas lintas massa yang bisa masuk ke semua lapisan," kata Ahmad di Jakarta, Kamis (26/9).
Dia mengatakan, Mahfud lahir di kalangan Nahdhlatul Ulama (NU) dan dibesarkan dalam tradisi Muhammadiyah. Sehingga bisa membuatnya bergerak di kedua organisasi tersebut.
Karenanya, saat ini hanya Mahfud yang bisa menjalankan strategi untuk membentuk poros tengah jilid II. Caranya, dengan mendekati beberapa tokoh dan organisasi berbasiskan Islam.
"Jadi dia harus mendekati Amien Rais untuk dekat dengan kelompok modernis. Mendekat NU, Yusril dari PBB, dan PKS untuk membentuk poros tengah jilid II," tegasnya.
Dia yakin Mahfud bisa mendekati berbagai kalangan tersebut karena pendekatan yang digunakannya adalah konstitusi yang sifatnya netral dan rinci. Sehingga tidak akan terpengaruh aliran-aliran tertentu.
Ahmad juga menilai peluang terbentuknya poros tengah jilid II sangat terbuka dengan menggunakan konsep koalisi strategis. Yaitu tidak perlu identitas dan program yang sama namun yang penting memiliki musuh bersama.
Konsep koalisi tersebut lebih memungkinkan dari dua konsep koalisi yang lain. Yaitu koalisi ideologis dan koalisi pragmatis.
Namun dia menyayangkan pemimpin partai politik berbasis Islam masih bermental seperti organisasi kemasyarakatan (ormas). Yaitu mementingkan kelompok tertentu. Padahal apabila sudah menjadi pemimpin harus memiliki program yang merepresentasikan semua kalangan.