REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo mengatakan almarhum ahli forensik Mun'im Idris pernah meminta dirinya agar tidak takut mengungkapkan kebenaran.
"Dia memberikan pesan, kalau kita benar, jangan takut untuk membongkar," katanya saat menghadiri pemakaman almarhum di Jakarta, Jumat (27/9).
Menurut dia, Mun'im merupakan sosok ahli forensik yang berintegritas, berani dan lantang. "Saya bersama beliau pernah bersaksi untuk berbagai kasus," katanya.
Dia juga menyatakan pihaknya sangat kehilangan sosok Mun'im yang telah banyak berjasa di dalam pengungkapan berbagai kasus melalui profesinya sebagai ahli forensik.
"Dia meninggal setelah berbakti kepada negara dan bangsa Indonesia," katanya.
Secara terpisah, putra pertama almarhum Mun'im Idris, Agus Thoriq, menyatakan perayaan ulang tahun Mun'im Idris di Senggigi, Lombok, NTB, menjadi kenangan terakhir bagi keluarga besar bersama almarhum.
"Kami merayakan ultah ke-66 beliau di Lombok pada Mei lalu. Beliau, kami undang untuk merayakan ultah di sana. Semua keluarga besar berkumpul," katanya.
Sebelum wafat, ayahnya berpesan untuk selalu bersikap jujur dan pantang menyerah dalam masalah apapun.
Mun'im meninggal dunia pada Jumat (27/9) dini hari, pukul 02.30 WIB akibat penyakit yang dideritanya, yakni komplikasi diabetes, jantung koroner dan pankreas.
Sebagai seorang ahli forensik RSCM, Mun'im pernah menangani sejumlah kasus terkenal, di antaranya, kasus pedofil Robot Gedhek, kasus Marsinah, kasus STPDN Sumedang dan banyak kasus lainnya.